Lebanon – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gerakan Perlawanan Lebanon, Sayyed Hassan Nasrallah, mengatakan bahwa laporan tentang munculnya konflik antara Rusia dan Iran mengenai Suriah adalah bagian dari perang psikologis musuh untuk melawan Suriah dan sekutunya.
“Iran tidak terlibat dalam perang pengaruh dengan pihak manapun, baik dengan Rusia, maupun dengan negara lain. Tujuan Iran selama ini adalah untuk mencegah kejatuhan Suriah ke tangan Amerika Serikat dan entitas Zionis,” ujar Sekjen Hizbullah itu dalam pidatonya yang disiarkan oleh saluran TV Lebanon Al Manar, Rabu (13/05).
Baca Juga:
Sayyed Hassan menggarisbawahi bahwa Iran tidak ikut campur dalam urusan internal Suriah, mencatat bahwa Tehran ingin menjaga kemerdekaan, integritas, dan kedaulatan Suriah.
Ia menekankan bahwa adalah normal jika Iran dan Rusia memiliki penilaian yang berbeda terhadap situasi di Suriah.
Suriah telah menghadapi perang melawan militansi dukungan asing sejak tahun 2011. Dengan bantuan Hizbullah, Iran dan Rusia, negara itu saat ini telah berhasil merebut kembali hampir seluruh wilayah yang sebelumnya dikuasai para militan takfiri. (ARN)
Sekjen Hizbullah: Isu Konflik Iran-Rusia soal Suriah Bagian dari Perang Psikologis
Lebanon – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gerakan Perlawanan Lebanon, Sayyed Hassan Nasrallah, mengatakan bahwa laporan tentang munculnya konflik antara Rusia dan Iran mengenai Suriah adalah bagian dari perang psikologis musuh untuk melawan Suriah dan sekutunya.
“Iran tidak terlibat dalam perang pengaruh dengan pihak manapun, baik dengan Rusia, maupun dengan negara lain. Tujuan Iran selama ini adalah untuk mencegah kejatuhan Suriah ke tangan Amerika Serikat dan entitas Zionis,” ujar Sekjen Hizbullah itu dalam pidatonya yang disiarkan oleh saluran TV Lebanon Al Manar, Rabu (13/05).
Baca Juga:
- Tolak Laporan OPCW, Rusia Selidiki Sendiri Serangan Kimia di Suriah
- Tepis Berita Palsu, Iran: Hanya Rakyat Suriah yang Berhak Tentukan Masa Depan Mereka
Sayyed Hassan menggarisbawahi bahwa Iran tidak ikut campur dalam urusan internal Suriah, mencatat bahwa Tehran ingin menjaga kemerdekaan, integritas, dan kedaulatan Suriah.
Ia menekankan bahwa adalah normal jika Iran dan Rusia memiliki penilaian yang berbeda terhadap situasi di Suriah.
Suriah telah menghadapi perang melawan militansi dukungan asing sejak tahun 2011. Dengan bantuan Hizbullah, Iran dan Rusia, negara itu saat ini telah berhasil merebut kembali hampir seluruh wilayah yang sebelumnya dikuasai para militan takfiri. (ARN)
Ikuti Update Berita di Channel Telegram Arrahmahnews