TURKI – Dalam konferensi persnya di Istanbul, Turki, kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh, menegaskan bahwa gerakan perlawanan Palestina itu lebih memilih untuk memperdalam hubungan dengan Iran dan tidak tertarik untuk melakukan pembicaraan dengan AS meski Washington memintanya.
Surat kabar al-Quds al-Arabi yang berbasis di London pada Hari Jum’at (13/12) melaporkan bahwa Ismail Haniyeh menggelar konferensi pers di Istanbul setelah memasuki negara itu pekan lalu.
Perjalanan itu menandai perjalanan pertama Haniyah ke luar Gaza sejak ia mengambil alih jabatannya saat ini di 2017. Otoritas Mesir, yang mengendalikan penyeberangan Rafah Gaza, tidak mengizinkan Haniyeh untuk keluar dari Gaza.
Baca: Hamas: Israel akan Tanggung Konsekuensi dari Tindakan Bodoh Mereka
Selama konferensi pers, Haniyeh mengatakan bahwa tidak ada “saluran komunikasi” antara gerakan Hamas dan administrasi Trump meskipun ada banyak upaya Amerika untuk menghubungi Hamas.
Kepala biro politik itu menambahkan bahwa mengingat keadaan saat ini terkait dengan apa yang disebut “kesepakatan abad ini” dan pemerintahan AS saat ini, pembicaraan menjadi tidak mungkin antara kedua belah pihak.
Selama konferensi pers, Haniyeh juga menyatakan terima kasih atas dukungan dari negara-negara seperti Turki, Qatar dan Iran terhadap Gaza dan gerakan perlawanan.
Baca: Hamas: Semua Kesepakatan Anti-Palestina Pasti Gagal
Kepala biro politik itu menggambarkan hubungan dengan Teheran dan Hizbullah berada dalam kondisi yang baik, menambahkan bahwa ia ingin mengembangkan hubungan yang lebih dalam dengan Iran. (ARN)