Amerika

Sekjen PBB: Perjanjian Nuklir Iran Kemenangan Diplomatik Penting yang Harus Dijaga

JENEWA – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memuji perjanjian nuklir Iran sebagai “kemenangan diplomatik penting” dan memperingatkan agar tidak merusak perjanjian tujuh pihak itu tanpa “alternatif” apa pun.

Dalam wawancara dengan BBC Radio 4 pada hari Kamis (03/05), kepala PBB itu mengatakan, “Saya percaya JCPOA (kesepakatan nuklir Iran) merupakan kemenangan diplomatik penting dan saya pikir akan penting untuk melestarikannya.”

Baca: Mogherini: Hanya IAEA yang Dapat Menilai Program Nuklir Iran

“Jika suatu hari ada kesepakatan yang lebih baik untuk menggantikannya, itu boleh saja, tetapi kita tidak boleh memotongnya kecuali kita memiliki alternatif yang baik,” kata Guterres.

Ketua PBB itu menggarisbawahi perlunya “dialog yang berarti” berkaitan dengan kekhawatiran beberapa negara tentang peran Iran di kawasan, tetapi mencatat bahwa masalah harus dilihat secara terpisah dari kesepakatan nuklir Tehran.

“Saya memahami kekhawatiran beberapa negara sehubungan dengan pengaruh Iran di negara-negara lain di kawasan ini. Jadi saya pikir kita harus memisahkan hal-hal ini, ”katanya.

Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa – Amerika Serikat, Perancis, Inggris, Rusia dan Cina – plus Jerman menandatangani perjanjian nuklir, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), pada 14 Juli 2015 dan mulai menerapkannya pada 16 Januari 2016.

Baca: Inggris Tak Pedulikan Tuduhan Netanyahu soal Nuklir Iran

Di bawah JCPOA, Iran berusaha untuk membatasi program nuklirnya dengan imbalan penghapusan sanksi terkait nuklir yang dikenakan terhadapnya.

Presiden AS Donald Trump telah menggambarkan JCPOA, yang dinegosiasikan di bawah pendahulunya, Barack Obama, sebagai “transaksi terburuk dan paling berat yang pernah dilakukan Washington,” karakterisasi yang sering ia gunakan selama kampanye kepresidenannya, dan mengancam akan menghancurkannya.

Trump mengancam akan menarik diri dari JCPOA kecuali Kongres dan sekutu Eropa Amerika membantu “memperbaikinya” pada 12 Mei.

Pernyataan Guterres muncul dua hari setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato konyol yang menuduh Iran terus menyembunyikan dan memperluas apa yang dia sebut program senjata nuklir.

Ia mempresentasikan apa yang ia gadang-gadang sebagai “bukti baru dan konklusif” pelanggaran. Ia mengklaim Iran telah berbohong tentang kemampuannya pada saat penandatanganan perjanjian. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca