Amerika

Utusan PBB: Kemajuan Substansial Diperlukan untuk Kelanjutan Pembicaraan Damai Yaman

Perdamaian Yaman

AMMAN – Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Martin Griffiths, mengatakan bahwa “kemajuan Substansial” akan diperlukan sebelum pembicaraan lebih lanjut diselenggarakan untuk meneruskan kesepakatan gencatan senjata pihak-pihak yang bertikai di Swedia baru-baru ini, dan untuk mencapai kesepakatan akhir guna mengakhiri perang.

Griffiths memberi pengarahan ini kepada Dewan Keamanan PBB setelah ia bertemu dengan mantan pejabat pemerintah dukungan Saudi, termasuk mantan Presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi dan mantan anggota parlemen di ibukota Saudi, Riyadh, pada hari Selasa, dan setelah mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin Gerakan Houthi Ansarullah di ibu kota Sana’a.

Baca: PBB Akan Bahas Pembentukan Misi Pengamat Baru di Yaman

“Kedua belah pihak sebagian besar telah mematuhi gencatan senjata dan telah terjadi penurunan yang signifikan dalam permusuhan,” kata Griffiths kepada UNSC pada hari Rabu melalui konferensi video dari Amman.

Namun, ia menekankan bahwa dirinya dan pihak-pihak yang bertikai memiliki pandangan yang sama bahwa “kemajuan substansial, terutama pada Hodeidah, adalah sesuatu yang ingin kami lihat sebelum kami mengadakan lagi konsultasi berikutnya”.

Baca: Blokade Bandara Yaman: Sebuah Bencana Kemanusiaan Mengerikan

“Saya masih berharap bahwa kita dapat melanjutkan ke putaran konsultasi berikutnya dalam waktu dekat dan saya bekerja dengan kedua pihak untuk memastikan bahwa itu akan terjadi sesegera mungkin,” tambah Griffiths.

PBB mengusulkan untuk menyatukan kembali pihak-pihak yang bertikai untuk putaran pembicaraan baru akhir bulan ini, yang mungkin akan diadakan di Kuwait.

Baca: Utusan PBB Kunjungi Yaman Bahas Penerapan Perjanjian Damai di Hodeidah

Utusan khusus PBB itu menambahkan bahwa perundingan sedang berlangsung mengenai pemindahan pasukan dari Hodeidah, memberikan keamanan di kota itu dan membuka rute akses kemanusiaan.

Hodeidah, jalur kehidupan bagi jutaan rakyat Yaman, telah menjadi ajang beberapa pertempuran terberat dalam agresi yang dipimpin Saudi, yang dimulai pada Maret 2015. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca