Amerika

Analis: Deep State AS Tak Rela Ada Perdamaian di Semenanjung Korea

INDIANA – Negara Rahasia di dalam pemerintahan Amerika yang dikenal dengan Deep State berusaha untuk menggagalkan upaya Presiden Donald Trump membangun perdamaian di semenanjung Korea. Hal ini dikatakan oleh E. Michael Jones, seorang analis politik Amerika di Indiana.

Jones, seorang penulis, mantan profesor, komentator media dan editor majalah Culture Wars saat ini, membuat pernyataan itu dalam sebuah wawancara telepon dengan Press TV pada hari Sabtu (05/05).

Baca: Analis: Nikki Haley adalah Wakil Deep State, Musuh Besar Rusia

Pada hari Jumat, Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton mengatakan bahwa Presiden Trump tidak meminta Pentagon untuk opsi mengurangi pasukan Amerika yang dikerahkan ke Korea Selatan.

Pernyataan John Bolton itu dikeluarkan sehari setelah The New York Times melaporkan bahwa presiden AS sedang mencari opsi untuk membatasi jumlah pasukan Amerika yang ditempatkan di Korea Selatan.

“Cerita New York Times adalah omong kosong. Presiden belum meminta Pentagon untuk memberikan opsi mengurangi pasukan Amerika yang ditempatkan di Korea Selatan,” kata Bolton.

Baca: Ron Paul Konfirmasi Keberadaan “Deep State”

Mengomentari Press TV Jones berkata, “Ini terdengar seperti jawaban dari apa yang baru saja terjadi di Suriah. Segera setelah Trump mengumumkan bahwa dia ingin memindahkan pasukan dari suatu tempat, dia secara otomatis dikontradiksi oleh Deep State atau wakil utamanya, dimana dalam insiden ini adalah John Bolton. ”

“Apa yang kita lihat di sini adalah bentrokan terus menerus antara Trump dan pemerintah yang ia rencanakan untuk pimpin. Kapanpun ia membuat beberapa jenis usaha untuk mengurangi jumlah pasukan, Deep State campur tangan, ”tambahnya.

“Hal ini akan menjadi masalah penting sekarang, karena saat ini dia mengklaim hal ini sebagai salah satu kemenangan terbesarnya, bahwa ia telah membawa Korea Utara dan Korea Selatan bersatu. Jika mereka menolak untuk mengizinkan penarikan pasukan, hal itu akan mengakhiri persesuaian apa pun yang dapat terjadi antara Korea Utara dan Korea Selatan, dimana hal itu akan menjadi akhir dari kesepakatan, yang akan menjadi akhir dari warisannya, dan mungkin saja akan menjadi akhir dari masa kepresidenannya, ”kata analis tersebut.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un bulan lalu setuju untuk bertemu dengan Presiden AS Donald Trump setelah mantan Direktur CIA, sekarang Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, bertemu dengan Kim secara rahasia di Korea Utara. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca