arrahmahnews

IRONIS! Kematian 2 Petugas Israel Diratapi, Penderitaan 2 Juta Warga Gaza Diabaikan

Sabtu, 15 Juli 2017

ARRAHMAHNEWS.COM, GAZA – Sementara media-media utama dunia memuat laporan yang berisi keluhan Israel akan serangan tiga “teroris” Palestina kepada dua petugas keamanan mereka di Masjidil Aqsa, kondisi krisis kemanusiaan parah yang semakin meningkat selama tiga minggu terakhir yang bukan hanya menimpa dua orang, tetapi dua juta warga Gaza, luput dari pemberitaan.

Pejabat Israel telah memutus aliran listrik untuk sekitar 2 juta warga Gaza hampir 24 jam setiap hari selama berminggu-minggu. Warga Gaza hanya bisa menikmati listrik selama tiga atau empat jam sehari untuk memenuhi kebutuhan penting mereka.

Ditambah lagi, demi menghukum saingan politiknya Hamas, pemimpin Fatah Mahmoud Abbas, juga mengurangi subsidi listrik untuk warga di wilayah pendudukan Israel tersebut.

Jalur Gaza, yang secara efektif masih berada di bawah kendali Israel meski tentara pendudukan dinyatakan telah ditarik pada tahun 2005, membutuhkan 450 megawatt listrik setiap hari, namun sejak bulan Juni mereka hanya menerima sekitar 150 megawatt per hari. Pemadaman listrik, menurut koordinator kemanusiaan PBB Robert Piper, sangat merusak “fungsi penting di sektor kesehatan, air dan sanitasi,” dan telah menciptakan “malapetaka kemanusiaan yang menjulang.”

Sebagian besar media utama Barat juga mengabaikan sebuah laporan PBB yang menggambarkan kehancuran kehidupan warga Gaza yang diterbitkan pada hari Selasa lalu, dimana laporan itu mendokumentasikan kondisi kemanusiaan di Gaza dalam sepuluh tahun terakhir.

Baik krisis listrik maupun laporan PBB mengenai krisis kemanusiaan Gaza itu tidak diliput atau diangkat dalam laporan berita New York Times, ABC, CBS, NBC, CNN, MSNBC atau Fox News, meskipun Times dan ABC sempat mengutip laporan AP tentang krisis listrik disana.

Washington Post pada tanggal 22 Juni 2017 memang melaporkan mengenai pemutusan aliran listrik ini, tetapi lagi-lagi media utama Barat tersebut melakukan pembelaan terselubung dengan membuat penekanan dalam tajuk utama mereka bahwa “tidak semuanya adalah kesalahan Israel.”

The Post pada 12 Juli 2017 juga menyebutkan pemutusan aliran listrik Gaza, namun dengan menceritakannya dari perspektif Israel, tentang ketakutan negara itu bahwa “Hamas akan memulai perang.”

Sedang NPR tidak melaporkan krisis listrik, namun tidak seperti The Post, media ini pada 11 Juli 2017 sedikit menyebutkan mengenai laporan PBB.

Berbanding 180 derajat dengan semua itu, serangan terhadap dua petugas polisi Israel di Yerusalem pada hari Kamis kemarin, dilaporkan oleh semua outlet di atas kecuali MSNBC. The New York Times (14/07), ABC News (14/07), CBS News (14/07), NBC News (14/07), CNN (14/07) , Fox News (14/07), semua meletakkan berita ini sebagai berita utama dan penting dalam bingkai berita “penembakan di Kota Tua”.

Serangan-serangan terhadap pasukan Israel termasuk yang terjadi kemarin, seperti serangan minggu ini, di wilayah Palestina yang diduduki secara illegal, selalu dibingkai sebagai tindakan kebencian dan kebrutalan bangsa Palestina, tanpa ada konteks politik. Tidak satu pun dari laporan media-media di atas tentang serangan Yerusalem, yang menceritakan apa yang sesungguhnya terjadi hingga membuat situasi menjadi semakin mengerikan di Gaza.

Media-media itu juga tidak menyebutkan adanya pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap dua warga Palestina di sebuah kamp pengungsi di Tepi Barat kurang dari sehari sebelumnya, yang mungkin saja menjadi pemicu kemarahan para pemuda Palestina itu sehingga menyerang petugas Israel.

Berbagai faktor yang telah menjadi penyebab penderitaan orang-orang Palestina yang telah menjadi semacam rutinitas, dianggap seolah tidak layak disebutkan oleh media-media Barat, bahkan jika penderitaan itu bergemuruh hingga tingkat neraka sekalipun.

Sayangnya, setelah semua penderitaan yang dialami bangsa Palestina, permainan akting sebagai korban yang membela diri telah diperankan sangat baik oleh Israel. Dibungkus dengan kemasan cerita bahwa Israel melakukan semua ini demi membela diri, media-media utama Barat berupaya membuat 50 tahun pendudukan mengerikan Israel atas Palestina tak lagi jadi perhatian utama. (ARN/FAIR/Adam Johnson)

 

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca