20 November 2015
MANILA (AFP), ARRAHMAHNEWS.COM – Presiden AS Barack Obama pada hari, Kamis (19/11) mengatakan bahwa perang di Suriah tidak akan berakhir tanpa kepergian Presiden Bashar Assad pernyataan itu disampaikan dalam rangka menutup pintu usulan keikutsertaan Assad dalam pemilu mendatang. Menurut kantor berita Raialyoum (19/11). (Baca juga: Mufti dan Tokoh Agama Suriah: Kami Akan Selalu Dukung Bashar Assad Sampai Titik Darah Penghabisan)
Beberapa hari setelah pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin selaku sekutu utama Assad, Presiden AS Obama mengatakan “Saya tidak bisa membayangkan situasi yang memungkinkan kita untuk mengakhiri perang saudara di Suriah sementara Assad masih tetap berkuasa.”
Dia menjelaskan bahwa poin utama terkait pertentangan yang ada dalam upaya menciptakan perdamaian di Suriah adalah Assad, terutama upaya antara Barat, Teheran dan Moskow. (Baca juga: 10 Fakta Suriah Yang Tak Terbantahkan)
Datangnya pernyataan Obama tersebut hanya beberapa hari setelah pertemuan dengan Vladimir Putin, ketika mulai tampak tanda-tanda mendekati kesepakatan antara kedua pihak. (Baca juga: Rakyat Suriah Berhak Tentukan Nasib Negara Mereka, Bukan AS)
Obama menekankan di sela-sela Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik di Manila bahwa rakyat Suriah tidak akan menerima Assad untuk tetap berkuasa setelah berakhirnya perang, Obama menuduh dengan mengatakan rakyat Suriah telah menyaksikan pemerintahannya telah melakukan serangkaian serangan terhadap warga sipilnya sendiri. Padahal yang terjadi di Suriah menurut Richard Dick Black adalah faktor eksternal asing yang ingin kuasai Suriah. (Baca juga: Surat Heboh dari Senator Virginia untuk Assad: AS, Saudi, Turki, Qatar Kompak Hancurkan Suriah)
Obama berkata “Bahkan jika Anda setuju untuk itu, saya tidak berpikir bahwa hal ini akan berhasil.” Ia melanjutkan “Kami tidak bisa membawa rakyat Suriah atau mayoritas mereka untuk menyetujui hasil seperti ini.” (ARN/AM)