arrahmahnews

Netizen Kecam Klarifikasi Ustad Abdul Somad Lecehkan dan Hina Nabi Muhammad

Rabu, 10 Januari 2018,

ARRAHMAHNEWS.COM, JAKARTA – Berita Ustadz Abdul Somad yang menghina dan melecehkan Nabi Muhammad SAW menjadi viral. Sehingga Somad harus memberikan klarifikasi, namun klarifikasi yang disampaikan tidak menyelesaikan masalah. Salah satu pegiat media sosial Yusuf Muhammad mengkritisi klarifikasi ustadz Abdul Somad, berikut kritikannya:

Baca: KH Aqil Siradj Tak Kenal Ustadz Abdul Somad

Alhamdulillah UAS telah memberi klarifikasi terkait cermahnya, ketika acara Muktamar HTI di Riau yang membahas tentang “rahmatan lil ‘aalamiin”.

Ada beberapa penjelasan dari UAS yang kemudian diposting oleh Maher At Thuwailibi (MAT) melalui akun Facebooknya. Mungkin ada yang bertanya, siapa MAT itu?

Dialah yang pernah menyebut dalam ceramhnya secara implisit bahwa pemerintah kafir, thogut, ISIS dan HTI cuma kambing hitam dan polisi itu ‘monyet-monyet’ berseragam cokelat. Setelah video ceramahnya diviralkan, MAT langsung bikin video permintaan maaf dan masalah pun selesai.

Baca: Gara-gara Bela Ustad Abdul Somad, Sultan Brunei Jadi Bahan Hoax

Sudah ya, sekilas infonya tentang MAT. Balik lagi ke laptop mengenai klarifikasi UAS.

Awalnya, UAS membantah bahwa dirinya bukanlah bagian dari HTI. Tapi meskipun demikian, UAS tampak sangat mendukung sistem politik yang dibawa oleh HTI, yaitu mengganti Ideologi Pancasila dengan sistem Khilafah. Jadi, sebenernya bukan masalah dia HTI atau bukan, tapi paham khilafahnya yang terus berjalan.

Kedua, UAS menjelaskan, inti dari ceramahnya yang 8 menit itu, yaitu mengenai usia nabi yang dibagi menjadi tiga, yaitu:

Baca: Ustad Maheer At-Thuwailibi Tuding Ketum PBNU dan Prof Dr. Quraish Shihab Sebagai Ahli Bid’ah

– 40 tahun sebagai seorang dalam persiapan kenabian (belum memegang kekuasaan).

– 13 tahun di Makkah fase kenabian; tetapi lemah dan tertindas. Bilal Bin Rabah disiksa, Sumayyah wafat sebagai syahid, Shuhaib terusir. dll Radhiyallahu’anhum Ajma’in.

– 10 tahun di Madinah setelah memiliki kekuasaan. Barulah terwujud pemerataan keadilan dgn bahasa al-Qur’an: rahmatan lil’alamin.

Dari 3 poin inti penjelasan UAS di atas, dia belum menjawab secara jelas pertanyaan inti dari apa yang saya tanyakan, yaitu soal kedudukan ayat berikut:

“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), kecuali untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. (QS. Al-anbiya’: 107).

Klarifikasi UAS justru melenceng dan tak jelas. Kok bisa-bisanya dia bilang “13 tahun di Makkah Nabi lemah dan tertindas,” padahal Nabi itu “dibackup” langsung oleh Malaikat.

Baca: Provokasi ala Ustadz HTI Maaher At-Thuwailibi

Jika UAS mengatakan, 10 th Nabi di Madinah setelah memiliki kekuasaan baru bisa wujudkan rahmatan lil ‘aalamiin, berarti usia Nabi saat itu sudah 63 tahun lebih. Jadi, Nabi baru bisa wujudkan rahmatan lil ‘aalamiin menjelang wafat?

Klarifikasi UAS justru seakan membenarkan bahwa memang Nabi tidak dapat mewujudkan rahmatan lil ‘aalamiin hingga Nabi wafat, karena Nabi wafat pada umur 63 th.

Wahai pak Somad yang ganteng..

Bukankah turunnya wahyu itu sudah bagian dari rahmat Allah yang diberikan kepada Nabi untuk orang-orang yang beriman? Bukan kah Al-Qur’an yang dibawa Nabi itu juga sebagai rahmatan lil ‘aalamiin? Bukankah ketika Nabi Muhammad diangkat menjadi Rosul itu juga sudah sebagai rahmatan lil ‘aalamiin?

Nabi semasa hidupnya selalu merangkul dan mengasihi semua umat, bahkan terhadap yang menghina dan mencacinya sekalipun. Termasuk dengan alam dan binatang, Nabi selalu mengajarkan kasih sayang. Nabi diutus Allah SWT untuk menjadi rahamat bagi semesta alam, dan di manapun Nabi berada, akan selalu menjadi rahmatan lil ‘aalamiin. (ARN)

Sumber: Akun Fanpage Yusuf Muhammad

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca