Analisa

Direktur Institut Studi Timur Tengah dan Afrika Utara : ISIS Terkait Langsung Dengan Doktrin Wahhabisme

21 Desember 2015

RIYADH, ARRAHMAHNEWS.COM – Direktur Institut Studi Timur Tengah dan Afrika Utara, Profesor Bernard Haikal, Universitas Princeton, New Jersey Amerika Serikat, mengatakan “Akar ideologi ISIS berasal dari Salafi Khawarij, salah satu aliran agama yang cukup tua dalam sejarah Islam, yang selalu berpegang hanya pada nash-nash secara harfiah atau leterlek. Para pengikut aliran ini sangat militan dan tidak jarang mengutuk Muslim lain yang tidak sepaham dengan mereka. Itulah alasan dibalik kekejaman mereka dalam melakukan tindak kekerasan, dimana mereka dapat membenarkan kekejaman itu secara agama.” (Baca juga: Polisi Diraja Malaysia Sahkan Wahabi Ajaran Terorisme)

Haikal mengatakan “Muhammad bin Abdul Wahab adalah penganut warisan Salafi. Ia merupakan pembaharu agama di wilayah Semenanjung Arab, dan mampu membuat gerakan keagamaan yang berakhir dengan pembentukan negara Saudi.” (Baca juga: Jerman Tangkap Penceramah Wahabi Pendukung Terorisme)

How and Why US Created Terrorist Groups and How Use Them

Ia menambahkan “bin Abdul Wahab berpandangan bahwa umat Islam telah menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya dan menganggap mereka terlibat dalam praktek-praktek melawan ideologi yang benar. Sehingga pada waktu itu banyak ulama besar mulai menulis ide-ide yang menentangnya, dengan alasan bahwa bin Abdul Wahab tidak pantas untuk mengajar karena dia  belum cukup belajar dan tidak mengenal Islam dengan baik”. (Baca juga: Kadyrov: Turki Bantu Wahabi dan Daulah Islamiyah (ISIS) Untuk Hancurkan Islam)

“Pada akhirnya, bin Abdul Wahab dapat membangun kontak dengan para pemimpin keluarga al-Saud pada tahun 1744. Hubungan keduanya semakin erat dan semakin memiliki pengaruh dan kekuatan. Abdul Wahab meyakini kemurnian Islam. Jika seseorang mau menerima ajarannya ia memastikan baginya kesuksesan di kehidupan akhir, sementara dalam kehidupan dunia Allah juga akan memberinya semua yang telah dijanjikan oleh-Nya.” (Baca juga: Sekjen ISNU: Wahabi dan Barat Hancurkan Islam dengan Isu Sektarian dan Palsukan Hadis Aswaja)

Profesor Haikal melanjutkan: “Arab Saudi adalah negara pertama yang berdiri atas dasar ideologi Wahhabi. Pemerintahan yang baru terbentuk itu mulai menampakkan dukungannya terhadap ajaran tersebut karena dengan itu mereka dapat mencapai beberapa keberhasilan di bidang politik dan militer selama abad 18 dan 19. Selain itu melalui ajaran wahabi, negara mampu menguasai sebagian besar Semenanjung Arab. Setiap kali ada kota yang jatuh dalam cengkeraman Arab Saudi maka seketika itu pula Mohammed bin Abdul Wahab menunjuk para orator ulung untuk mengajarkan ajaran yang ia bawa. Muhammad bin Abdul Wahhab juga menulis sejumlah buku singkat yang menjadi dasar doktrin ajarannya. Beberapa buku yang sama itulah yang digunakan oleh ISIS saat sekarang ini.” (Baca juga: Video Khotib Jum’at New York; Baca Buku Wahabi Bisa Jadi Teroris)

Ia mengatakan, “ISIS meyakini merekalah wakil sejati dari Salafi atau Wahhabi, mereka menganggap negara Saudi telah menyimpang dari ideologi yang benar seperti yang telah diajarkan Mohammed bin Abdul Wahab, itu hanyalah kampanye kamuflase ISIS yang berpura-pura memusuhi dan ingin menyerang Saudi”. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca