arrahmahnews

Penghasilan Bisnis Ibadah Haji Saudi Turun Drastis

Rabu, 14 September 2016,

RIYADH, ARRAHMAHNEWS.COM – Bisnis Catering Saudi untuk pengunjung haji mengalami penurunan drsatis tahun ini karena lebih sedikit peziarah tiba, dan orang-orang yang datang memiliki lebih sedikit uang untuk dibelanjakan. (Baca juga: Butuh Duit…Saudi Jual Aset Negara)

Pemerintah Saudi mengatakan hanya sekitar 1,86 juta peziarah, termasuk sekitar 1,3 juta berasal dari luar negeri, menghadiri haji tahun ini, turun dari angka puncak yang mendekati 3 juta beberapa tahun yang lalu. (Baca juga: Apakah Tentara Zionis Israel Layak Amankan Haramain?)

“Jumlah pengunjung dari luar negeri telah menurun sekitar 20 persen dan jumlah dari dalam negeri Arab Saudi sendiri telah jatuh hingga setengahnya,” kata Marwan Abbas Shaaban, kepala Komite Nasional kerajaan untuk haji dan umrah, sebagaimana dikutip Reuters, Senin (12/09). Secara keseluruhan, bisnis yang berhubungan dengan haji turun menjadi setengahnya, katanya.

Setiap Muslim yang mampu diwajibkan untuk melaksanakan ibadah haji ke Mekkah setidaknya sekali seumur hidup. Kaum muslim juga mengunjungi kota suci pada waktu lain untuk beribadah yang dikenal sebagai umrah.

Mereka yang masih datang memiliki lebih sedikit uang untuk dihabiskan,” kata Ali al-Hirabi, yang menjajakan kalung dan cincin emas di sebuah toko di kota suci.” Mereka datang, tetapi situasi mereka tidak seperti itu ketika ada perdamaian di dunia,” katanya. “Negara-negara Arab ini yang bermasalah”. (Baca juga: Kerajaan Saudi Perjual Belikan Haramain)

Arab Saudi sendiri dan banyak dari tetangga Arabnya menderita penurunan harga minyak global yang telah memotong anggaran negara, menurunkan upah dan mengurangi pengeluaran domestik mewah. Perang di Timur Tengah juga mempengaruhi ibadah haji.

Para pejabat juga memberikan berbagai alasan mengapa jumlah pengunjung menurun. Salah satu yang paling jelas adalah boikot oleh Iran, yang tidak mengirim warganya menghadiri haji tahun ini setelah hubungan diplomatik dengan Arab Saudi runtuh. (Baca juga: Saudi Rugi Milyaran Dolar Atas Boikot Iran)

Upaya untuk menemukan solusi bagi Iran menjadi tersendat setelah Teheran menuntut bahwa Riyadh harus bertanggung-jawab atas rendahnya tingkat keamanan dalam pelaksanaan haji tahun lalu, ketika sedikitnya 7000 orang menjadi korban dalam insiden desak-desakan (di Mina). Arab Saudi mengatakan bahwa telah meningkatkan keamanan selama bertahun-tahun dan Iran menyatakan bahwa Saudi telah mempolitisasi ritual haji.

Faktor lain adalah pembangunan yang terus dilangsungkan di Mekkah itu sendiri, yang berarti ada lebih sedikit ruang untuk para jamaah haji karena pembangunan tersebut. Hal ini diakui pihak pemerintah Saudi saat menjelaskan mengenai penurunan jumlah jamaah haji.

“Selama tiga tahun terakhir telah terjadi penurunan jumlah peziarah karena perluasan Dua Masjid Suci dan perbaikan infrastruktur besar,” kata Shabaan sang kepala Komite Nasional kerajaan untuk haji dan umrah, menambahkan bahwa”kondisi politik di beberapa negara dan kondisi ekonomi” juga memberi pengaruh. (Baca juga: Antara Haramain dan Kerajaan Monarki Arab Saudi)

Perang di Suriah, Irak, Yaman dan Libya mau tidak mau telah mempengaruhi jumlah peziarah haji di beberapa tahun terakhir, hal ini semakin memburuk di tahun ini.

Walikota Mekah, Osama bin Fadl Al-Bar, meski tidak secara langsung juga mengakui hal ini.

“Tentu saja ada pengaruhnya pada sektor ekonomi, tetapi sektor swasta selalu memandang ke arah cahaya di ujung terowongan dan peluang investasi yang ada”.

Ia menyebut bahwa renovasi untuk memperluas Masjidil Haram dan di dekatnya, yang saat ini telah berubah menjadi ladang crane, akan mendorong bisnis masa depan dan membiarkan kota menampung 3,7 juta jamaah haji pada tahun 2020 dan 6,7 juta pada 2042. (Baca juga: WOW.. Penasehat Bin Salman Umumkan Saudi Bangkrut Saat Wawancara)

Sebagai bagian dari rencana reformasi untuk membuat Arab Saudi terlepas dari ketergantungan pada minyak, pemerintah Arab Saudi memang bertujuan untuk mendorong lebih banyak kunjungan ke Mekah di luar musim haji, dengan rencana meningkatkan angka haji dan umroh tahunan ke angka 30 juta pada tahun 2030 dari 8 juta saat ini.

Langkah Saudi yang gila-gilaan membangun gedung-gedung mewah pencakar langit, meliputi hotel dan pusat perbelanjaan di sekitar Ka’bah dengan mengorbankan situs-situs bersejarah dalam Islam ini juga telah menjadi sorotan tersendiri. Beberapa kritikus arsitektur, budayawan, sejarawan dan tokoh-tokoh agama telah meratapi kondisi lanskap Mekkah yang berubah total hingga mengurangi nilai kesakralan kota suci itu. (Baca juga: Saudi Bangkrut, Sejumlah Pangeran Menghilang Bawa Lari Kekayaan)

Sementara itu, meskipun jumlah jama’ah haji tahun ini lebih sedikit, pedagang di Mekkah tampaknya tidak menurunkan harga mereka. Tingginya biaya kebutuhan pokok, terutama di dekat Masjidil Haram, adalah keluhan abadi bagi para peziarah.

Ulama Saudi Sheikh Abdullah Bin Sulaiman al-Manea, yang tak bisa menyangkal fenomena ini mengatakan kepada surat kabar bisnis, Okaz, bahwa para pedagang seharusnya tidak menipu pelanggan, ulama ini mengkritik penyebaran billboard di kota yang bertuliskan: “Kewajiban haji tidak harus menjadi tempat untuk perdagangan, laba dan keuntungan.”

Fatima al-Murabitun, orang Maroko yang bersama-sama dengan suaminya mengunjungi Mekkah untuk tahun kedua berturut-turut, mengatakan harga telah naik sejak tahun lalu.

Bahkan kurma juga sangat mahal, dan perilaku buruk adalah gambaran umum pedagang dan pekerja di pasar,” keluhnya. (Baca juga: Analis: Kebangkrutan Saudi, Dorong Rakyat Untuk Memberontak)

“Ada eksploitasi (dari para pedagang) terhadap mereka yang lugu. Saya berharap bahwa hal ini akan berubah di masa depan. Orang-orang datang untuk Masjid Nabawi dan Ka’bah, tapi ada beberapa eksploitasi dan kurangnya pengawasan,” katanya lagi. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca