arrahmahnews

Berkilah…AS Sebut Serangannya yang Tewaskan 80 Tentara Suriah adalah Kecelakaan

Minggu, 18 September 2016,

WASHINGTON DC, ARRAHMAHNEWS.COM – Pusat Komando Amerika Serikat merilis pernyataan yang mengakui bahwa mereka telah membombardir posisi Angkatan Darat Suriah, tetapi mengklaim bahwa mereka tidak bermaksud untuk menargetkan prajurit Suriah dan melanggar perjanjian gencatan senjata, tapi malah menargetkan teroris ISIS.

Sputnik melaporkan pada Minggu (18/09) bahwa para pejabat militer AS mengakui bertanggung jawab atas serangan bom terhadap posisi Tentara Suriah yang membuka jalan bagi serangan ISIS secara besar-besaran terhadap pasukan pemerintah Assad dan yang menewaskan 80 personel tentara Suriah, tetapi berkilah bahwa serangan itu adalah kecelakaan dengan sasaran yang sebenarnya dituju adalah teroris Daesh/ISIS. (Baca juga: Suriah Kutuk Serangan AS Pada Posisi Militernya di Deir Ezzor)

Serangan itu dilakukan oleh dua jet tempur F-16 dan dua pesawat serangan darat A10 yang menghantam ke wilayah udara Suriah melalui perbatasan Irak tanpa otorisasi dari pemerintah Assad.

Kementerian Pertahanan Rusia segera mengecam Amerika Serikat atas serangan mematikan itu dan mencata bahwa setelahnya ISIS terlibat dalam serangan besar-besaran setelah pasukan Amerika melumpuhkan posisi rezim Assad. “Jika serangan udara ini dilakukan karena kesalahan dalam koordinat target, maka hal itu merupakan konsekuensi langsung dari ketidak inginan pihak AS untuk mengkoordinasikan tindakan terhadap kelompok teroris dengan Rusia,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia menekankan. (Baca juga: Damaskus: Jet Tempur AS Serang Posisi Tentara Suriah untuk Bantu ISIS di Deir Ezzur)

Serangan itu terjadi di tengah gencatan senjata Suriah yang telah disepakati oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan Menteri Luar Negeri AS John Kerry satu minggu sebelumnya dan yang mulai berlaku pada tanggal 12 September. Serangan itu mengancam merusak perjanjian gencatan senjata dengan pemerintah Suriah karena dikhawatirkan justru akan memberikan teroris ISIS kesempatan untuk berkumpul kembali dan bahwa pemberontak tidak akan menaati peraturan. Meskipun demikian, serangan itu juga menyoroti pentingnya kesepakatan gencatan senjata dan kebutuhan bagi Amerika Serikat dan Rusia untuk mengkoordinasikan intelijen. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca