arrahmahnews

Politik Cerdas Jokowi Amankan NKRI

Selasa, 01 November 2016,

ARRAHMAHNEWS.COM, JAKARTA – Aksi Demo 4 November mendapatkan perhatian khusus dari presiden Joko Widodo (Jokowi) dan para tokoh politik, agama, yang masih menginginkan NKRI aman dan damai. Analisa yang menarik sekali dari tulisan tokoh media Sosial Denny Siregar di websitenya, yang menulis secara apik tentang sepak terjang Politik Cerdas Jokowi Amankan NKRI. (Baca juga: Denny Siregar: Jokowi Itu Gila Bukan Gagah)

‘Jokowi benar-benar negarawan sejati ya, bang… dia mau merendahkan diri untuk sowan ke Prabowo..”

Saya tersenyum. Dalam perang sebenarnya yang ada adalah menang dan kalah. Sama seperti catur, seri tidak ada nilainya. Selama ini tekanan kepada Jokowi selalu berbentuk keriuhan. Masih terbayang situasi KPK vs Polri jilid 2, dimana rakyat seakan diadu oleh tangan-tangan yang tidak terlihat.

Kenapa harus riuh?

Keriuhan yang diharapkan berujung pada kerusuhan, akan melemahkan ekonomi Indonesia. Rupiah melemah, investasi mandeg, capital flight dan segala macam hal yang membuat akhirnya bangsa menjadi susah.

Tekanan akibat lumpuhnya sektor perekonomian sudah kita rasakan pada 1998. Semua menjadi mahal dan susah didapatkan. Pabrik tidak berproduksi dan pengangguran dimana-mana.

Dalam kondisi ekonomi kita lumpuh inilah, maka terjadi demo dimana-mana. Demo sudah bukan lagi berupa komunitas-komunitas terpisah, tetapi menjadi kesatuan. Dan disaat demonstrasi meluas dimana-mana, maka dengan mudah Presiden akan di impeach atau dipaksa mundur. Jika ini terjadi, Jokowi jelas kalah.

Program pembangunan ekonominya gak berjalan dan dia bisa tidak dipilih lagi 2019 yang membuat apa yang dijalankannya sekarang bisa menjadi sia-sia. Betapa mahal biaya sosialnya..

Dengan dia mendatangi Prabowo, maka Jokowi menunjukkan kelas bertarungnya. Prabowo itu adalah jenis pemimpin yang senang “diangkat”. Dengan didatangi oleh seorang Presiden, maka kebanggaan dirinya mencuat. Ketika sedang tinggi-tingginya itulah, Jokowi menitipkan pesan kepadanya untuk menjaga supaya Indonesia tetap aman dan terkendali. (Baca juga: Jokowi-Prabowo Kompak Naik Kuda Seperti Koboi)

Pada titik ini, Prabowo dan pengikutnya akan merasa menang bertarung. Tidak masalah, karena misi sesungguhnya Jokowi bukan perang berhadap-hadapan, ada sesuatu yang lebih besar yang ia jaga di belakangnya yaitu kekuatan ekonomi Indonesia.

Ketika program Jokowi berjalan dan ekonomi Indonesia menguat, maka disitulah tampak kemenangan sebenarnya. Siapa yang menang nanti 2019? Tentu sudah ketebak siapa pemenangnya.

Tampilnya Jokowi sebagai sosok negarawan adalah bagian kemenangan yang tidak terpisahkan. Orang yang dulu bimbang, akan sangat menghargainya. Dan ketika Jokowi berhasil membangun rasa aman, maka tidak ada alasan mereka untuk tidak memilihnya.

Jokowi bukan tipikal pemimpin yang bermain kampanye dengan bilboard besar-besar dengan klaim dan janji manis yang memuakkan. Ia sudah berperang terlebih dahulu sebelum medan perang itu tercipta.

Dan hebatnya, lawannya tidak menyadari itu malah ikut berkampanye untuknya. Ahhhh… Politik ketika dimainkan dengan cantik begini, membuat secangkir kopi tidak terasa sudah tinggal ampasnya. (Baca juga: Politikus Ulung itu Bernama Jokowi)

Bagi sebagian orang, mereka menganggap bahwa Jokowi akhirnya kalah dengan datang ke Prabowo.

Kepentingan Jokowi sebenarnya hanya satu, bagaimana Indonesia tetap terjaga dan tidak timbul kerusuhan. Karena ketika negara aman dan terkendali, investor asing pun akan dengan tenang menanamkan investasinya di sini..

Itulah kemenangan sebenar-benarnya, kepercayaan dunia Internasional kepada Indonesia. Dan Jokowi dengan merendahkan hatinya meraih kemenangan banyak disini. (Baca juga: MENGGANAS.. Trik Licin Jokowi Berpolitik dan Buru Koruptor)

Percaya atau tidak.. Ini poin unggul Jokowi untuk menuju 2019. Lajunya semakin tidak tertahankan.

Inilah salah satu cara Jokowi bagaimana memanfaatkan masalah menjadi sebuah peluang.

Tidak selesai sampai disitu, setelah pertemuan dengan Prabowo Subianto di Hambalang Presiden Jokowi melalui Menteri Sekretaris Negara mengundang ormas-ormas besar Islam seperti NU, Muhammadiyah dan MUI dengan tajuk Silaturahmi Presiden dengan MUI, PBNU dan PP Muhammadiyah. (Baca juga: Seruan Moral PBNU Menyikapi Eskalasi Pengerahan Masa 4 November)

Acara ini sendiri akan digelar di Istana Merdeka Jakarta, 01 November 2016, sekitar jam 10.30. Kemungkinan ada beberapa tokoh yang diundang, khususnya dari Muhammadiyah, NU dan MUI. Selain itu, elemen TNI dan Polri juga mendapatkan undangan. Kuat dugaan, undangan silaturahmi ini berkaitan dengan aksi besar-besaran pada 4 November mendatang. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca