arrahmahnews

Wahabisme Ideologi Horor

Jum’at, 03 Maret 2017,

ARRAHMAHNEWS.COM, AMERIKA – Wahabisme adalah ancaman besar bagi perdamaian di dunia Muslim dan non-Muslim. Ini adalah sebuah ideologi yang secara terbuka menganjurkan kekerasan terhadap kelompok minoritas dan kepada setiap mayoritas yang berseberangan dengannya. Ini adalah sebuah ideologi yang muncul dengan kekerasan sejak awal. Ini adalah sebuah ideologi yang misoginis, sektarian, Takfiri, dan penuh kekerasan. (Baca juga: Artikel: Saudi dan Ekspansi Wahabisme ke Dunia Islam)

Wahabisme adalah sebuah ideologi yang mendiskreditkan wanita secara intelektual, mereka menganggap wanita itu terbelakang dan bodoh. Ideologi ini juga yang melarang wanita mengemudi, karena mereka bisa kehilangan keperawanan mereka (saya belum memahami “alasan” di balik klaim yang terlalu konyol ini). Wahabisme merendahkan perempuan, ideologi ini menganggap wanita hanya sebatas objek seksual saja, dan cenderung menyalahkan korban pemerkosaan atas apa yang terjadi pada mereka. Ada ribuan perempuan korban kekerasan karena ideologi Wahabi ini.

Suami para perempuan ini diajarkan bahwa istri-istri mereka tidak layak mendapat empati, tidak layak dihormati, dan tidak ada perlakuan yang sama ke seluruh masyarakat. Sebagai seorang wanita, terutama sebagai seorang Muslim, saya tersinggung dengan itu. Islam adalah revolusioner dalam masalah hak-hak perempuan. Sejak awal Islam, perempuan telah menjadi diri mereka sendiri. Mereka bukan properti pria. Sebaliknya, mereka memiliki property sendiri, seperti yang dilakukan istri Nabi Muhammad SAW yang pertama, Khadijah. Ketika Islam datang, Islam langsung melarang tradisi kuno pembunuhan bayi perempuan. Wahabisme, secara keseluruhan, menghancurkan revolusi feminis dan reformasi mendasar Nabi Muhammad SAW. (Baca juga: Wahabisme Sebabkan Atheisme Merajalela di Arab Saudi)

Perlu dicatat bahwa Wahabisme tidak hanya mengatakan bahwa wanita mereka adalah setengah manusia, tapi semua non-Arab adalah setengah manusia. Wahabisme mencegah wanita Arab dari berbaur dengan laki-laki Arab supaya mereka tak “jatuh dalam dosa”, namun gilanya mereka boleh dibiarkan sendiri dengan supir laki-laki Asia Selatan mereka. Standar ganda ini didasarkan pada ide rasis yaitu bahwa pria Asia Selatan adalah bukan “laki-laki” dan tidak ada wanita Arab yang akan tertarik kepada mereka dan tak perlu takut jatuh dalam dosa. (Baca juga: Faham Imporan Ala Wahabi)

Wahabisme adalah sebuah ideologi yang secara terbuka mengajarkan Takfirisme. Mereka dengan seenaknya menentukan siapa yang Muslim dan yang tidak. Dan yang jadi favorit untuk diserang oleh  Wahabisme adalah Syiah. Dimana mereka, kaum Wahabi ini menganjurkan pembunuhan secara terbuka dan mendorong hal itu dalam khotbah-khotbah, pidato, dan sejenisnya. Masih baru-baru ini ulama Arab Saudi menyebut pemimpin Iran dan rakyat pada umumnya, sebagai non-Muslim. Dia juga menyebut mereka sebagai keturunan Zoroaster. Ironisnya, penduduk asli Arab Saudi adalah keturunan orang-orang kafir Arab, sementara Zoroastrian justru monoteistik.

Saya harus menunjukkan contoh lain rasisme di Wahabisme. Dengan mengacu pada semua kelompok mazhab selain wahabi (baik itu di Asia Selatan, Afrika, Eropa, Indonesia, dll) identitas etnis dan nasional mereka. Wahabi menyebut mereka dalam satu kata kafir. Dengan demikian, Wahabi telah berhasil mengadu Arab rasis terhadap kaum muslimin di Irak, Bahrain, Lebanon, dan dari negara Arab lainnya yang memiliki sejarah panjang dan kaya patriotisme serta loyalitas yang kuat untuk negara mereka, terutama selama pemerintahan kolonial. Arab rasis yang mematuhi Wahabisme menggunakan istilah “majoos” atau “Zoroaster” sebagai penghinaan, karena mereka melihat selain mereka sebagai makhluk yang lebih rendah. (Baca juga: Cegah Ekstrimisme, Sunnah-Syiah Kompak Hancurkan Superioritas Arab Saudi dan Wahabi)

Selain menjadi rasis, misoginis, dan sektarian terhadap Syiah, Wahabisme juga penuh kebencian pada semua pihak diluar ideologi mereka pada umumnya. Dalam khotbah-khotbah umum, para ulama Wahabi telah didokumentasikan (baik melalui audio & video) mengutuk Syiah, Ahlisunnah, Kristen, dan Yahudi. Syiah dan Ahlisunnah menerima kebencian terbesar. Wahabi melihat Muslim Syiah dan Ahlisunnah sebagai non-Muslim, mereka tidak dapat membela kebencian mereka bagi orang Kristen dan Yahudi dengan dukungan Alquran, karena Alquran jelas menentukan Kristen, Mandeans, dan Yahudi sebagai “ahlul kitab”, monoteis yang berbagi prinsip-prinsip inti iman yang sama.

Perlu dicatat bahwa sepanjang hidupnya, Nabi Muhammad SAW secara eksplisit memerangi rasisme. Beliau secara aktif membeli dan membebaskan seorang budak Afrika Timur, Bilal (dijuluki al-Habashi), dan mengangkat kedudukan sosialnya dengan menunjuknya sebagai mu’adzin. Dia, yang memanggil untuk shalat lima kali sehari. Dalam konteks terkenal lain, Nabi Muhammad SAW melihat beberapa sahabat Arab-nya menggertak orang Persia, Salman (dijuluki al-Farisi). Dalam kategori penolakan rasisme, Nabi Muhammad SAW mengatakan, “Salman adalah keluarga bagi saya”, mengangkat statusnya menjadi saudara.

Selain memerangi rasisme, Nabi Muhammad SAW meratifikasi Konstitusi Madinah dengan migrasinya disana. Konstitusi ini dilakukannya dengan memastikan hak-hak yang sama dari semua penduduk Madinah-Muslim, Kristen, atau sebaliknya. Semua dilindungi sama oleh hukum dan dihadapan Allah.

Saya merasa sedih melihat Wahabisme menghancurkan reformasi keadilan sosial dan anti-rasisme Nabi Muhammad SAW. (Baca juga: Komersialisasi Mekkah, Ambisi Saudi Hancurkan Kota Suci Umat Islam)

Wahabisme adalah rasis, misoginis, sektarian, dan penuh kebencian. Kita harus berhenti berpura-pura bahwa mereka tidak seperti itu.

Mari kita berhenti berpura-pura bahwa ideologi ini  tidak begitu, demi membela citra sejati Islam di dunia yang semakin Islamophobia. Ini adalah Islam dimana dunia telah mulai membencinya (dan itu benar-benar menyakitkan saya karena Islam bukanlah ideologi sebenarnya di balik serangan kekerasan yang terjadi di seluruh dunia. Tapi Wahabisme lah pelaku utama. Dan sayangnya Muslim yang tinggal di Barat -terutama perempuan- yang harus menanggung beban kejahatan Wahabisme ini di tempat lain. Perempuan Muslim berjilbab diserang di seluruh Eropa dan Amerika Utara ketika preman Wahabi melakukan kejahatan mereka di benua lain. Saya muak dan lelah dengan semua itu. Jutaan umat Islam lainnya merasakan hal yang sama, terutama wanita Muslim yang baru-baru ini dibakar di New York, atau wanita Muslim hamil yang kehilangan anaknya dalam serangan Islamophobia di Inggris Raya.

Fakta berbicara lebih keras, dan begitu juga sejarah. Wahabisme muncul dengan pedang dan terus berfungsi dengan senjata/kekerasan. (Baca juga: Mekkah dan Madinah Bukan Milik Kerajaan Saudi)

Saya tidak peduli untuk terlibat dalam politik Iran-Saudi. benar-benar tidak. Saya orang Irak, bukan Iran atau Saudi. Saya berbicara sebagai orang yang telah kehilangan beberapa anggota keluarga karena Wahabisme, yang merupakan ideologi yang disukai oleh beberapa organisasi teroris sepanjang sejarah, Thaliban, Al-Qaeda, ISIS, dan Boko Haram. Ya, ada pola kekerasan terang-terangan.

Karena Wahabismelah paman kesayangan saya tidak lagi ada, bahwa ia diambil dari bus di tengah jalan raya Suriah-Irak dan dieksekusi oleh al-Qaeda begitu saja.

Karena Wahabismelah sepupu saya ditikam 14 kali hingga tewas di rumahnya sendiri. Dia benar-benar memuja bahasa Perancis, dan berharap untuk melakukan perjalanan ke Paris suatu hari nanti. Ironisnya, Prancis tidak akan menyambutnya hari ini, berkat kriminalitas global yang dicapai Wahabisme hari ini.

Karena Wahabismelah putrinya yang berusia 5 tahun yang datang untuk menyelamatkannya ditikam dan juga dibunuh.

Karena Wahabismelah anaknya yang berusia 2 tahun masih trauma sampai hari ini, dan tidak bisa mendapatkan cinta seorang ibu.

Ribuan kasus serupa juga terjadi di Irak, Suriah, Pakistan, Nigeria, dan banyak negara lain karena dana Arab Saudi terdokumentasi dengan baik di sekolah-sekolah dan program Wahabi. Wahabisme telah menjadi ancaman regional dan global jauh lebih lama daripada yang diketahui banyak orang. Setiap usaha untuk mengecilkan hal ini dengan memandang Wahabisme hanya menjadi ancaman “Iran vs Arab Saudi, hanya akan memberi alasan dan pembenaran bagi ideologi kejam ini melanjutkan ekspansinya.

Tubuh paman saya tidak pernah ditemukan. Dia belum diberi penguburan yang layak, dan keluarga saya belum menyerah. Kami berharap untuk menemukannya suatu hari nanti di kuburan massal.

Baru-baru ini, 72 kuburan massal telah ditemukan di seluruh Suriah dan Irak, dimana didalamnya terdapat 15.000 mayat – semua korban ISIS. Kita bicara LIMA BELAS RIBU MANUSIA. Itu LIMA KALI LIPAT lebih dari mereka yang tewas dalam serangan 11 September. Hampir tidak ada liputan media yang cukup untuk memberitakan penemuan kuburan massal ini. Orang-orang ini, yang meninggalkan keluarga, teman, dan orang-orang terkasih, adalah korban dari Wahabisme. Tolong beri mereka sejenak mengheningkan cipta dan bersama-sama menekan pemerintah untuk mengakhiri proyek Wahabisme global Arab Saudi. (ARN)

Diambil dari artikel Ruba Ali Alhasani, “Wahabism: The Ideology of Hate” The Huffington Post.

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca