Selasa, 12 September 2017
ARRAHMAHNEWS.COM, NEW YORK – Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan untuk membahas situasi memburuknya keadaan etnis Rohingya di Myanmar, sehari setelah kepala badan hak asasi manusia tersebut menyuarakan kekhawatiran tentang kejahatan yang sedang berlangsung terhadap kelompok minoritas yang ia gambarkan sebagai contoh “pembersihan etnis . “
Ke-15 negara Anggota PBB tersebut mengumumkan akan mengadakan sidang darurat pada hari Rabu (13/09) esok, atas permintaan Swedia dan Inggris, di tengah seruan internasional menentang tindakan keras pemerintah Myanmar terhadap komunitas minoritas Muslim Rohingya.
“Ini adalah sebuah tanda kekhawatiran signifikan yang dimiliki anggota-anggota Dewan Keamanan mengenai situasi yang terus memburuk bagi banyak orang Rohingya yang ingin melarikan diri dari Negara Bagian Rakhine,” kata Duta Besar Inggris, Matthew Rycroft kepada wartawan sebagaimana dikutip AFP, Selasa (12/09).
Pengumuman ini disampaikan beberapa jam setelah Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Zeid bin Ra’ad Zeid al-Hussein mengecam operasi brutal Myanmar di Rakhine, dengan memperingatkan bahwa ini adalah “pembersihan etnis.”
Pemimpin negara itu, Aung San Suu Kyi, peraih “Nobel Perdamaian”, telah membela operasi militer tersebut sebagai bagian dari “tugas yang sah untuk memulihkan stabilitas” di negara bagian barat setelah sejumlah serangan bersenjata terhadap pos polisi dan tentara diklaim terjadi disana pada 25 Agustus lalu.
Ratusan ribu Muslim Rohingya, yang tidak diakui kewarganegaraannya oleh negara tersebut dan telah menderita bertahun-tahun akibat penganiayaan di negara Myanmar yang mayoritasnya beragama Buddha, telah dipaksa untuk melarikan diri dari negara tersebut dalam dua minggu terakhir setelah tindakan keras yang brutal dari pasukan keamanan pemerintah. (ARN)
Sebar:
