Iran, ARRAHMAHNEWS.COM – Pemimpin Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayed Ali Khamenei mengatakan bahwa kali ini Iran tidak akan menerima janji lisan belaka dalam kasus perjanjian nuklir 2015 dan perlu melihat tindakan nyata dari para pihak penandatangan, mengingat banyak janji yang telah dilanggar.
Ayatullah Khamenei membuat pernyataan itu selama pertemuan virtual pada hari Rabu (17/02) dengan sekelompok orang dari Tabriz, ibu kota provinsi Provinsi Azerbaijan Timur barat laut Iran, di hari peringatan pemberontakan kota melawan pemerintahan tirani dari mantan rezim Pahlavi yang didukung AS setahun sebelum Revolusi Islam 1979.
BACA JUGA:
- Iran: Percuma AS Kembali ke JCPOA Jika Sanksi Tak Dicabut
- Iran: Pencabutan Sanksi Jalan Satu-satunya Selamatkan JCPOA
“Soal JCPOA, saya harus ucapkan satu kata saja. Kita telah mendengar banyak kata-kata dan janji manis yang telah dilanggar dan belum dipenuhi melalui tindakan,” kata Ayatullah Khamenei sebagaimana dikutip Press TV, menegaskan, “Tapi kali ini, hanya tindakan (yang kami terima)! Republik Islam tidak akan puas dengan [hanya] kata-kata seperti di masa lalu.”
Dibawah pemerintahan Trump, AS meninggalkan kesepakatan nuklir pada Mei 2018 dan berhasil menekan para penandatangan Eropa untuk tidak melawan sanksi yang diberlakukan kembali Washington terhadap Iran sebagai bagian dari komitmen perjanjian mereka dengan Teheran.
Keluarnya Amerika dan ketidakpatuhan Eropa terhadap kesepakatan, mendorong Teheran setahun kemudian untuk mulai menangguhkan komitmen JCPOA dalam beberapa fase sebagai pembalasan.
BACA JUGA:
- Israel Mobilisasi Negara-negara Teluk untuk Cegah Biden Kembali ke JCPOA
- Netanyahu Utus Kepala Mossad ke AS Terkait JCPOA
Pengganti Trump, Joe Biden, telah mengisyaratkan kesediaan untuk bergabung kembali dengan JCPOA, tetapi pemerintahannya telah mengkondisikan kembalinya kesepakatan pada dimulainya kembali komitmen Teheran.
Teheran, bagaimanapun, berpendapat bahwa AS, sebagai pihak yang telah menarik diri dari kesepakatan, pertama-tama harus mencabut sanksinya untuk mendapatkan kepercayaan Iran sebelum bergabung kembali dengan perjanjian tersebut. (ARN)
IKUTI TELEGRAM ARRAHMAHNEWS
