arrahmahnews

Nasib 200 Nelayan Yaman Masih Misterius

Tariq Afash dan gubernur partai Islah di Pantai Barat, yang menyita pendapatan dari pendaratan ikan di Pantai Barat kota Al-Khawkha, menolak menanggung biaya sewa kapal besar untuk mengangkut para nelayan ini dari daratan Eritrea ke pantai Yaman.

Yaman, ARRAHMAHNEWS.COM Nasib sekitar 200 nelayan Yaman masih misterius, beberapa hari setelah Pemerintah pro-Saudi menolak membawa mereka Kembali dari Eritrea, tempat mereka ditahan.

Outlet media melaporkan bahwa otoritas Eritrea memutuskan untuk membebaskan para nelayan itu, tetapi mereka terdampar di sana karena membutuhkan perahu besar untuk membawa mereka kembali ke tanah Yaman.

Sumber tersebut mengindikasikan bahwa Tariq Afash dan gubernur partai Islah di Pantai Barat, yang menyita pendapatan dari pendaratan ikan di Pantai Barat kota Al-Khawkha, menolak menanggung biaya sewa kapal besar untuk mengangkut para nelayan ini dari daratan Eritrea ke pantai Yaman.

Komunitas pesisir di Yaman sangat menderita dalam perang berdarah yang sedang berlangsung. Kapal penangkap ikan, pelabuhan dan tempat pengolahan telah hancur atau rusak, dan banyak nelayan yang kehilangan nyawa.

BACA JUGA;

Koalisi pimpinan AS-Saudi meluncurkan serangan udara yang menghantam kapal nelayan dan pasar. Mereka juga meletakkan ranjau di laut, dan membuat perairan berbahaya. Kondisi semakin mengerikan dengan pembajakan dan serangan oleh otoritas Eritrea dan pasukan agresi terhadap nelayan di pantai Yaman.

Sejak akhir 2014, Angkatan Laut Eritrea telah meningkatkan operasi pembajakan, penahanan, dan penangkapan terhadap banyak nelayan Yaman saat mereka mencari ikan di Kepulauan Hanish. Kepulauan ini meliputi Kepulauan Hanish Besar dan Kecil dan Jabal Zuqar, dan secara administratif berafiliasi dengan Kegubernuran Al-Hodeidah di Yaman barat.

Aktivitas penangkapan ikan di Laut Merah telah menjadi ancaman bagi kehidupan dan keselamatan para nelayan Yaman. Sementara perang terjadi di seluruh geografi Yaman, perang lain juga terjadi di pulau-pulau, pantai, dan perairan internasional, yang agresornya adalah otoritas maritim Eritrea dan korbannya adalah ribuan nelayan Yaman. (ARN)

Sumber: AlMasirah

GoogleNews

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca