arrahmahnews

Hersh: CIA Ledakkan Pipa Nord Stream untuk Targetkan Jerman

Amerika Serikat, ARRAHMAHNEWS.COM – Sumber intelijen AS mengatakan kepada jurnalis Seymour Hersh bahwa Presiden Joe Biden memerintahkan penghancuran jaringan pipa gas Nord Stream untuk mencegah Jerman mengingkari janjinya meninggalkan energi Rusia.

Dalam sebuah postingan blog pada hari Selasa, reporter veteran tersebut menuduh bahwa perekonomian Jerman tidak menjadi perhatian Gedung Putih.

Pipa gas Nord Stream 1 dan 2, yang menghubungkan Rusia dan Jerman melalui Laut Baltik, hancur akibat serangkaian ledakan bawah air setahun lalu. Teori-teori yang saling bersaing bermunculan mengenai siapa yang harus disalahkan, dengan media arus utama di Barat menyalahkan unit komando Ukraina dan Hersh mengklaim bahwa CIA melakukan operasi tersebut di bawah perintah langsung dari Biden.

Dalam postingan blognya, Hersh menuduh Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengadakan serangkaian pertemuan pada akhir tahun 2021, menugaskan pejabat intelijen untuk menemukan cara guna menghalangi Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim pasukan ke Ukraina.

BACA JUGA:

“Kebijakan Gedung Putih adalah untuk mencegah Rusia melakukan serangan,” kata sumber intelijen kepada Hersh. “Tantangan yang diberikan kepada komunitas intelijen adalah menemukan cara yang cukup kuat untuk melakukan hal tersebut, dan membuat pernyataan yang kuat mengenai kemampuan Amerika.”

Pada bulan Januari, ketika pasukan Rusia berkumpul di perbatasan Ukraina, CIA telah “menyelesaikan masalah tersebut,” kata sumber itu. Dengan adanya rencana untuk menanam bahan peledak yang diledakkan dari jarak jauh di jaringan pipa di bawah Laut Baltik, Biden memperingatkan pada awal Februari bahwa jika terjadi aksi militer oleh Rusia, “tidak akan ada lagi Nord Stream 2. Kami akan mengakhirinya. untuk itu.”

“Menyusul pernyataan Biden, yang disampaikan bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz, tim CIA yang bertugas menyabotase jaringan pipa menerima perintah baru,” klaim Hersh. Alih-alih segera menghancurkan Nord Stream, tim tersebut diinstruksikan untuk menanam bahan peledak untuk diledakkan di kemudian hari.

“Saat itulah kami memahami bahwa serangan terhadap jaringan pipa bukanlah sebuah alat pencegah karena ketika perang berlangsung kami tidak pernah mendapat perintah,” kata seorang anggota tim kepada Hersh.

BACA JUGA:

“Kami menyadari bahwa hancurnya dua jaringan pipa Rusia tersebut tidak ada kaitannya dengan perang Ukraina,” lanjut sumber. “Tetapi ini adalah bagian dari agenda politik neokonservatif untuk menjaga agar Scholz dan Jerman, dengan datangnya musim dingin dan penutupan saluran pipa, agar tidak bersikap dingin dan membuka diri (kepada Rusia).”

Menurut laporan Hersh sebelumnya, penyelam CIA menanam bahan peledak pada musim panas lalu dengan bantuan angkatan laut Norwegia, menggunakan latihan NATO di wilayah tersebut sebagai perlindungan. Pada saat bom dipicu pada bulan September, aliran gas Rusia ke Jerman melalui Nord Stream 1 telah diperlambat oleh Rusia sebagai tanggapan terhadap sanksi Barat, sementara Nord Stream 2 tidak pernah disertifikasi untuk mulai beroperasi oleh pemerintah Scholz. Namun, karena perekonomian Jerman sangat bergantung pada gas Rusia, Biden dilaporkan khawatir Scholz akan memilih untuk pendekatan Kembali dengan Moskow dibanding mendukung Ukraina.

“Presiden Amerika Serikat itu lebih suka melihat Jerman membeku daripada [melihat] Jerman berhenti mendukung Ukraina,” kata Hersh awal tahun ini. (ARN)

GoogleNews

Sumber: RT

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca