Maulana menuturkan, kondisi di tempatnya menuntut ilmu saat ini sudah semakin memprihatinkan. Bahkan, ia tidak tahu bagaimana nasibnya jika tidak ikut rombongan evakuasi ini.
Apalagi kondisi semakin sulit ketika kelompok radikal Wahabi Takfiri mulai ikut campur dalam konflik ini. Karena ulah Wahabi Takfiri, WNI di Yaman menderita kesulitan ekonomi.
“Wahabi Takfiri pada Rabu pekan lalu masuk (Yaman). Saya ingat itu sekitar 300 (tentara) Wahabi Takfiri mengeluarkan orang dari penjara,” ucap Maulana di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (13/4/2015).
Setelah keluar dari penjara, ujar Maulana, kelompok itu semakin beringas. Mereka mulai melancarkan tindakan kriminal yang meresahkan warga Yaman dan warga asing.
“Hari Kamis, mereka menguasai bank. Uang anak-anak mahasiswa yang dikirim dari Indonesia tidak bisa diambil,” tutur dia.
Karena itu saat kesempatan evakuasi datang dari pemerintah, dia tidak menyia-nyiakannya. Maulana menyadari, pemerintah sangat peduli dengan keselamatannya dan WNI di Yaman.
“Hari Jumat dan Sabtu, evakuasi datang dari Indonesia. Hari Ahad, tim Kemlu datang ke Tarim mengumumkan setiap WNI di negeri Yaman harus keluar ke Indonesia. Tujuannya, ya untuk menjaga keselamatan kami,” ujar Maulana.
Kini dia bisa bernafas lega. Selain telah tiba di Tanah Air, dia juga tak perlu merogoh kocek dalam untuk terbang ke Indonesia.
Selain Maulana, pada hari ini tim gabungan TNI, Kemlu, BIN dan Polri mengevakuasi 91 WNI. Dengan Boeing 737-400 A7305 milik TNI AU, mereka tiba pukul 09.30 WIB.
Para WNI yang pulang hari ini berasal dari sejumlah daerah di Jawa Timur dan DKI Jakarta. Usai tiba, 91 WNI itu segera dipulangkan ke daerah masing-masing melalui jalur darat. [ARN]