arrahmahnews

Ahmed Zain Oul Mottaqin: Menganalisa Bahasa Tubuh Turki

5 Desember 2015,

JAKARTA, SUARA RAKYAT, ARRAHMAHNEWS.COM – Pada 24 November kemarin Turki menembak jatuh jet SU-24 Rusia yang biasa digunakan untuk mengebom target-target ISIS. Turki berdalih ini karena pelanggaran batas wilayah udara. Benarkah?

Kali ini gw tidak ingin membahas apakah Rusia benar-benar melanggar wilayah udara Turki atau tidak karena itu masih kontroversial. Rusia sendiri sudah merilis bukti-bukt satelit bahwa Jetnya tidak pernah melanggar wilayah udara Turki, bahkan F-16 Turki yang sebenarnya melanggar wilayah udara Suriah dan melakukan penembakan 2 KM di dalam wilayah Suriah di Latakia Utara. (Baca juga: Putin Marah Besar: Jet Tempur Sukhoi SU-24 Ditembak, Ternyata Turki Tusuk Kami dari Belakang)

Perdebatan ini takkan ada habisnya dan menurut gw ini tidak penting untuk dibahas karena bukan ini motif sesungguhnya. Siapapun yang paham motif sebenarnya di belakang penembakan tersebut akan memahami “bahasa tubuh” Turki itu menggambarkan sesuatu yang coba ditutupi.

Sementara publik masih ingat dengan jelas bagaimana pada 2012 Jet F-4 Phantom Turki ditembak jatuh Militer Suriah lantaran pelanggaran batas wilayah udara Suriah lalu Erdogan murka dan berteriak “Pelanggaran wilayah jarak dekat tak bisa menjadi pembenaran untuk melakukan penyerangan”. (Baca juga: PUTIN MARAH.. Jika Qatar dan Saudi Tetap Dukung Teroris, Rusia Tak Segan Perangi Mereka)

Munafik? Standar ganda? Itu hak anda untuk menilai.

LUPAKAN SURIAH, BAGAIMANA DENGAN YUNANI ?

Baru awal bulan ini Angkatan Udara Yunani merilis data bahwa enam Jet tempur Turki melanggar wilayah udara Yunani di seputar Pulau Fournoi dan Ikaria pada Selasa 1 Desember kemarin. Ini adalah ke-78 kalinya Jet-jet tempur Turki memasuki daerah tersebut tanpa izin dan telah diusir oleh jet tempur Yunani keluar dari wilayahnya.

Hal ini menambah daftar pelanggaran Turki terhadap negara-negara tetangganya. Dari statistik yang dirilis Universitas Thessaly berdasarkan perhitungan Militer Yunani, pada 2014 saja terjadi 2.244 kali pelanggaran batas udara yang dilakukan Turki terhadap wilayah udara Yunani saja. (Baca juga: LUPA DIRI…Turki Langgar Wilayah Udara Yunani 2.244 Kali di Tahun 2014)

Dari sikap Hipokrit ini bisa terlihat jelas bahwa batas wilayah udara sebenarnya bukanlah concern utama dari Turki, ini hanyalah kedok dan sekedar dalih pembenaran untuk menjatuhkan SU-24 yang merupakan “Malaikat Izrail” bagi ISIS. Aksi ini lebih kepada aksi “hukuman” Turki kepada Rusia karena Jet Rusia itu membawa “dosa besar tak terampuni” karena telah menghancurkan sumber pendapatan Turki dari minyak ilegal ISIS di Suriah, ditambah tepat sehari sebelumnya pada 23 November Vladimir Putin bertandang mengunjungi Pemimpin Tertinggi Iran Sayyid Ali Khamenei di Teheran yang merupakan dinding besar bagi misi Erdogan di Suriah, dan semua orang juga bisa menduga topik apa yang mereka bicarakan (dan rencanakan). (Baca juga: Putin-Ali Khamenei, Pertemuan Dua Tokoh Anti Terorisme)

Bisa dibilang tragedi 24 November di perbatasan tersebut adalah puncak akumulasi kemarahan (baca: keputus-asaan) Turki di Suriah. Bagaimanapun bahasa tubuh Turki tak bisa dibohongi. (ARN)

Sumber: Akun Facebook Ahmed Zain Oul Mottaqin

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca