arrahmahnews

ISIS Siksa Gadis 10 Tahun Sampai Mati di Mosul

Kamis, 09 Februari 2017,

ARRAHMAHNEWS.COM, MOSUL – Anggota kelompok teroris ISIS menyiksa sampai mati seorang gadis 10 tahun, yang tinggal di kota Mosul, koran Inggris Daily Mail melaporkan. Gadis kecil itu, bernama Faten, tewas dengan taring besi di depan ibunya untuk kejahatan pergi ke luar tanpa pendamping.

Menurut surat kabar Daily Mail, pembunuhan anak itu dilakukan oleh regu perempuan yang bekerja sebagai hisbah (polisi moral) dari satuan Brigade Al-Khansaa. Kabarnya, Faten bekerja menjadi pembantu di rumah salah satu anggota ISIS, dan sengaja melangkah ke luar rumah. (Baca juga: Jeritan Gadis Kecil Yaman: Jika AS Tak Bisa Hentikan Perang, Setidaknya Hentikan Jual Senjata ke Saudi)

‘Polisi Moral’ mengatakan bahwa ini adalah pelanggaran hukum Islam yang seharusnya dihukum dengan sejumlah ‘gigitan’. Mereka menawarkan ibu gadis itu untuk menanggung hukuman atas nama putrinya. Namun, wanita itu menolak dan membiarkan putrinya mengambil hukuman.

Brigadir Al-Khansaa kemudian mengambil perangkat penyiksaan abad pertengahan, berbentuk seperti satu set taring besi, dan mulai memukulkannya pada tubuh Faten. Pada akhirnya, gadis kecil berdarah sampai mati akibat luka yang ditimbulkan. (Baca juga: Mantan Budak Seks: Gadis-gadis Rambut Pirang Mata Biru Paling Diminati ISIS)

Cerita mengerikan lain dari kehidupan di bawah kekuasaan ISIS di Mosul, datang dari seorang wanita, yang melarikan diri dari kota tersebut, selama percakapannya dengan kantor berita Sputnik. Menurut wanita itu, setidaknya ia mengetahui dua gadis muda tewas dengan taring besi di Mosul. Wanita itu juga mencatat bahwa ‘polisi moral’ cambuk pada wanita di jalan-jalan, jika mereka tidak mengenakan penutup seluruh tubuh, dan menambahkan bahwa setidaknya satu wanita meninggal setelah 30 cambukan atas pelanggaran tersebut.

Laporan tentang pembunuhan Faten menyebabkan munculnya beberapa laporan sebelumnya tentang penyiksaan serupa, yang dilakukan dengan penggunaan perangkat, sebagaimana yang dijelaskan oleh sumber lain sebagai “penggigit.” Pada tahun 2014, dilaporkan bahwa aparat hisbah menggunakan penggigit, yang menyebabkan “luka parah dan rasa sakit, [yang] dapat menyebabkan wanita dalam beberapa kasus dilarikan ke rumah sakit.” (Baca juga: Tolak Hubungan Seks, ISIS Bakar 19 Gadis Hidup-Hidup di Mosul)

Pada bulan Desember 2015, ada laporan tentang pembunuh seorang wanita karena menyusui di depan umum. pembunuhan itu juga dilakukan oleh ‘polisi moral’ dengan penggunaan perangkat penyiksaan yang sama. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca