Minggu, 14 Mei 2017
ARRAHMAHNEWS.COM, TEPI BARAT – Warga Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat melaksanakan pemungutan suara pada pemilihan kota pertama setelah bertahun-tahun di tengah perpecahan antara Partai Fatah yang berkuasa di Ramallah dan gerakan perlawanan Hamas yang mengatur Jalur Gaza yang diblokade.
Jajak pendapat hari Sabtu dianggap sebagai tes popularitas pemimpin Fatah dan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, yang tetap berada dalam perpecahan dengan Hamas.
Hampir 800.000 warga Palestina diperkirakan mengambil bagian dalam pemilihan untuk memilih perwakilan di 145 dewan daerah di Tepi Barat, meskipun tidak ada pemilihan seperti itu yang direncanakan di Jalur Gaza yang dikelola Hamas.
Pertengkaran politik dan hukum selama berbulan-bulan mendahului pemungutan suara Sabtu tersebut, dengan Fatah dan Hamas saling menyalahkan atas kegagalan untuk mengadakan pemungutan suara di Gaza.
Otoritas Hamas menekankan bahwa Otorita Palestina telah mengambil keputusan sepihak untuk menyelenggarakan pemilihan sebelum kesepakatan mengenai kerangka hukum tercapai.
“Pemilu dilaksanakan tanpa konsensus nasional. Menyelenggaraknnya hanya di Tepi Barat saja tanpa Gaza, akan memperkuat perpecahan, ” ujar juru bicara Hamas Fawzi Barhoum.
Meski Hamas memboikot jajak pendapat kota sebelumnya pada tahun 2012, pihaknya telah mendesak pendukungnya untuk mengambil bagian dalam pemilihan saat ini. (ARN)
Sebar:
