Jum’at, 16 Juni 2017
ARRAHMAHNEWS.COM, JENEWA – Seorang penyelidik hak asasi manusia PBB mengatakan bahwa Myanmar harus menjamin hak dan perawatan medis anak-anak dari komunitas Muslim Rohingya yang dianiaya dalam tahanan setelah bentrokan dengan tentara di wilayah Rakhine yang bermasalah.
Berbicara di Dewan Hak Asasi Manusia PBB di kota Jenewa, Swiss, pada hari Kamis, Yanghee Lee, pelapor khusus badan hak asasi manusia dunia di Myanmar, mengatakan bahwa anak-anak seharusnya tidak “dirampas kebebasannya secara sewenang-wenang.”
Dia mengatakan bahwa pemerintah Myanmar harus menjamin hak mereka atas tindakan yang tepat waktu.
“Saya mengingatkan pemerintah bahwa anak-anak harus ditahan secara ketat hanya sebagai upaya terakhir, untuk jangka waktu yang sesingkat-singkatnya, dan harus diperlakukan dengan kemanusiaan dan dengan cara hormat yang memperhitungkan umur mereka,” kata Lee sebagaimana dikutip Reuters.
Pakar hak asasi itu juga menuntut agar pemerintah Myanmar menyelidiki kematian seorang anak yang meninggal dalam tahanan polisi pada bulan Februari.
Dia juga menyesalkan bahwa pemerintah tidak melaporkan kematiannya sampai pekan lalu.
Di tempat lain dalam sambutannya, Lee juga meminta Myanmar untuk “bekerja sama sepenuhnya” dengan sebuah misi pencarian fakta PBB yang baru dibentuk untuk menyelidiki dugaan pelanggaran hak asasi manusia oleh militer. (ARN)