Arab Saudi

Abdel Bari Atwan: Pengunduran Diri Hariri Plot AS-Saudi

Selasa, 7 November 2017

ARRAHMAHNEWS.COM, RIYADH – Abdel Bari Atwan, pemimpin redaksi surat kabar Rai al-Youm, menggarisbawahi bahwa pengunduran diri Perdana Menteri Libanon Saad al-Hariri adalah sebuah rencana yang disusun oleh Washington dan dilaksanakan oleh Riyadh.

“Al-Hariri mengundurkan diri sebagai hasil keputusan AS dan implementasinya oleh Arab Saudi. Dia menghadapi dua pilihan, pengunduran diri atau penjara. Kembalinya ke Libanon tidak mungkin, karena dia adalah warga negara Saudi, dia tidak dapat meninggalkan negara itu tanpa izin dari Pangeran Mahkota Saudi Mohammad bin Salman,” tulis Atwan di surat kabar berbahasa Arab, pada hari Senin.

Dia mengangkat kemungkinan al-Hariri akan diadili di Arab Saudi karena korupsi finansial, dan mengatakan, “Tidak mungkin seseorang yang aktif pada sektor konstruksi di Arab Saudi lolos dari korupsi karena memenangkan tender tidak mungkin dilakukan tanpa membayar suap.”

Seorang mantan menteri Libanon mengungkapkan pada hari Minggu bahwa Hariri berada di bawah penahanan di Arab Saudi.

“Saya meminta pemerintah Libanon untuk menjamin kembalinya Saad Hariri ke negara tersebut dan saya tekankan bahwa dia telah ditahan dan dia diinterogasi setelah temannya (Khalid) al-Tuwaijri (Ketua Pengadilan Kerajaan Arab Saudi di bawah Raja Abdullah) ditangkap,” kata Wiam Wahhab seperti dikutip oleh surat kabar Bahrain, al-Wasat.

Media Saudi melaporkan bahwa pasukan keamanan negara tersebut telah menahan sejumlah pangeran, menteri aktif, mantan menteri dan pejabat, termasuk al-Tuwaijiri.

Al-Hariri mengundurkan diri saat melakukan perjalanan ke Arab Saudi dalam sebuah langkah mengejutkan yang membuat negara tersebut merosot ke dalam ketidakpastian di tengah meningkatnya ketegangan regional.

Dalam pidato di televisi dari Riyadh, Hariri melontarkan ungkapan setan terhadap Iran dan kelompok Hizbullah Libanon atas apa yang dia klaim sebagai campur tangan mereka dalam urusan Arab.

Pengunduran diri Al-Hariri pada hari Sabtu diperkirakan akan meningkatkan ketegangan di negara tersebut.

Dalam pidatonya, dia mengklaim bahwa dia takut akan hidupnya dan atmosfir di Libanon serupa dengan masa di mana ayahnya, almarhum perdana menteri Rafik al-Hariri, dibunuh pada tahun 2005. [ARN]

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca