arrahmahnews

Oposisi Turki: Pembicaraan Diplomasi Ankara-Damaskus Harus Segera Digelar

Senin, 12 Februari 2018

ARRAHMAHNEWS.COM, ANKARA – Pembicaraan diplomasi langsung antara Ankara dan Damaskus kembali mencuat setelah Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengklaim bahwa Turki tidak menimbulkan ancaman bagi pemerintah Suriah.

Serkan Topal, seorang wakil di parlemen Turki yang mewakili partai oposisi dan anggota Komisi Urusan Luar Negeri di Parlemen, mengatakan kepada Sputnik bahwa pembicaraan antara Ankara dan Damaskus harus terjadi sesegera mungkin, karena kontak langsung antara Turki dan Suriah adalah fundamental, sebagai prasyarat untuk mencapai perdamaian dan memulihkan lingkungan hukum yang ramah antara negara-negara tetangga.

“Ankara dan Damaskus harus melakukan dialog kembali ke jalur yang benar, saya membawa masalah ini ke dalam agenda pada sesi parlemen, dan menunjukkan bahwa hal tersebut harus didiskusikan di dewan menteri. Sejauh ini, kami belum menerima tanggapan sehubungan dengan inisiatif itu. Tapi saya berharap ini akan menjadi positif dan kami akan mendapatkannya dalam waktu dekat,” kata Topal, yang sebelumnya mengusulkan pembentukan komite rekonsiliasi Suriah-Turki.

“Langkah-langkah konkrit harus diambil, saya telah mengatakan beberapa kali bahwa sebuah delegasi parlemen harus dibentuk untuk menjalin hubungan dengan pemerintah Suriah. Dialog harus dihidupkan kembali dengan menciptakan sebuah komite bersama. Saya percaya bahwa proses tersebut dapat diluncurkan di Masa depan,” katanya.

Topal menggarisbawahi bahwa ucapan Cavusoglu memberi isyarat bahwa waktunya telah tiba bagi langkah-langkah nyata yang harus diambil Ankara untuk menghidupkan kembali dialog dengan Damaskus.

Onur Öymen, diplomat pensiunan dan mantan perwakilan tetap Turki untuk NATO, mengatakan kepada Sputnik bahwa pengumuman menteri luar negeri tersebut menunjukkan bahwa Turki belum menutup pintu atas rezim Bashar Assad. Dia menekankan bahwa membangun hubungan dengan pemerintah Suriah yang sah tidak berarti melakukan negosiasi langsung dengan Assad.

“Dalam kasus ini, para pihak harus menjalin hubungan, bahkan jika bukan tingkat tinggi, harus dilakukan untuk mengisi kesenjangan informasi, untuk menjernihkan kemungkinan kesalahpahaman antara para pihak jika terjadi kejadian tak terduga terhadap orang di perbatasan Turki-Suriah, untuk menyelesaikan masalah kemanusiaan dan perlindungan sipil. Bahkan, ada saluran interaksi antara musuh bahkan pada saat perang. Tidak peduli seberapa tegang hubungan antara kedua negara, saya percaya bahwa hubungan aktif akan bermanfaat bagi Kedua belah pihak,” kata Öymen.

Menurut mantan diplomat tersebut, menjalin hubungan antara kedua negara adalah “akal sehat,” meski ada serangan militer Turki saat ini ke wilayah Suriah. [ARN]

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca