Jum’at, 16 Februari 2018
MOSKOW, ARRAHMAHNEWS.COM – Rusia mengatakan bahwa beberapa negara Barat berusaha untuk mempengaruhi pemilihan presiden negara itu bulan depan, menekankan bahwa mereka memiliki bukti nyata mengenai campur tangan tersebut.
Berbicara dalam sebuah konferensi pers reguler pada hari Kamis (15/02), juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan bahwa Moskow memiliki bukti nyata tentang “campur tangan yang merusak dari beberapa negara Barat” dalam urusan internal Rusia menjelang pemilihan presiden bulan Maret.
Baca: Moskow: Amerika Pasti Ganggu Rusia dalam Pilpres 2018
Ia mengatakan Moskow telah memperingatkan negara-negara Eropa itu (yang tidak disebutkan namanya) bahwa “aktivitas semacam itu harus dihentikan.”
“Jika ini tidak dihentikan, kami terpaksa melakukan tindakan balasan yang keras,” ujar Sakharova menekankan.
Pada akhir 2016, Amerika Serikat menuduh bahwa Rusia telah mempengaruhi pemilihan presiden AS di bulan November tahun itu untuk membantu Donald Trump yang sekarang terpilih, sebuah tuduhan yang secara tegas ditolak oleh Rusia. Pemerintahan presiden AS waktu itu, Barack Obama, mengancam bahwa AS akan menanggapi dugaan campur tangan Rusia “pada saat dan tempat yang kita pilih.”
Baca: Putin Umumkan Pencalonan Dirinya dalam Pilpres 2018
Segera, tuduhan serupa diikuti oleh Eropa, dengan pemerintah menuduh bahwa Moskow mencoba mempengaruhi pemilihan di negara mereka. Rusia juga membantah tuduhan tersebut.
Sejak konflik Ukraina meletus pada tahun 2014, hubungan antara Barat dan Rusia telah memburuk. Negara-negara Barat menuduh Rusia memiliki andil dalam konflik di timur Ukraina – Donbass – yang berlanjut sampai hari ini.
Moskow mengatakan bahwa pihaknya tidak memiliki keterlibatan dalam konflik tersebut. Etnis Rusia di Donbass mengangkat senjata hanya setelah pemerintah di Kiev berusaha menghancurkan demonstrasi yang awalnya damai sekitar empat tahun lalu.
Negara-negara Barat telah menjatuhkan sanksi kepada Moskow atas konflik Ukraina. AS juga telah memberi sanksi atas tuduhan ikut campur dalam pemilu, yang masih diselidiki oleh penasihat khusus.
Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan pekan lalu bahwa sanksi yang diberlakukan terhadap Rusia oleh negara-negara Barat pada akhirnya akan menjadi bumerang. (ARN)