arrahmahnews

Bukan Soal Dukung Jokowi, Ini 9 Alasan Tolak Gerakan 2019 Ganti Presiden

JAKARTA – Gerakan 2019 ganti presiden untuk membendung kemungkinan Jokowi menjadi RI 1 kembali. Gerakan yang dimotori oleh oposisi itu sangat tendensius karena narasi yang diusung selalu berisi isu primordial yang memecah belah masyarakat.

Meski mengaku konstitusional, namun gerakan itu sungguh tidak etis dan berpotensi melanggar aturan kampanye, karena selalu memainkan isu primordial.

Selain itu, para penggagasnya tampaknya juga tidak paham dengan nilai-nilai demokrasi yang dianut oleh bangsa ini.

Dalam prinsip demokrasi itu, setiap orang pada dasarnya memiliki kebebasan dan hak untuk memilih calon presiden. Kebebasan itu harusnya tanpa boleh diintervensi oleh hasutan, provokasi dan penyebaran konten negatif (black campaign) untuk menjatuhkan salah satu calon.

Dengan begitu, “Gerakan Ganti Presiden 2019” sangat jelas bersifat provokatif. Mereka menyerang tanpa etika kepada Presiden Jokowi. Juga berusaha menjatuhkan namanya dengan isu SARA yang penuh kebencian.

BacaAhmad Dhani Sebut Pendemo Tolak Deklarasi #2019GantiPresiden Idiot, Banser Meradang.

Intelektual Muda NU Guntur Romli memaparkan sembilan alasan mengapa gerakan 2019 Ganti Presiden harus ditolak. Hal tersebut tidak semata-mata karena dukung mendukung terhadap Joko Widodo. Melainkan ada alasan lain yang harus dicermati.

1. Pakar Hukum sekaligus Guru Besar di Universitas Padjajaran Romli Atmasasmita dengan tegas menyebutkan gerombolan tagar 2019 Ganti Presiden adalah upaya makar terhadap pemerintahan yang sah.

2. Tagar 2019 Ganti Presiden adalah proyek pengalihan Isu! a) Awalnya Gerakan Ganti Presiden hanyalah pengalihan isu dari kasus korupsi politisi dan konflik di PKS yang sangat memalukan

3. Gerombolan Tagar 2019 Ganti Presiden lakukan politisasi ibadah Haji dan propaganda politik di Tanah Suci. Aksi norak mereka memancing protes umat Islam di Indonesia karena mempermalukan umat Islam Indonesia.

4. Masjid dijadikan tempat kampanye politik gerombolan 2019 Ganti Presiden juga sering memanfaatkan masjid sebagai tempat propaganda. Masjid bagi mereka buka lagi rumah ibadah, tapi tempat kampanye

5. Berkoalisi dengan Kelompok Radikal Inisiator Tagar 2019 Ganti Presiden Mardani Ali Sera bersama dua tokoh dari mendiang HTI, ormas radikal yang dibubarkan pemerintah. Parpol2 yg terlibat Gerakan Ganti Presiden jg menolak Perppu Ormas

6. Intimidasi dan persekusi yang dilakukan gerombolan tagar 2019 Ganti Presiden masih segar dalam ingatan kita seorang ibu disawer duit, dicolok-colok dengan pisang, dipegang-pegang, belum lagi kata-kata kotor dan ini diperlakukan di depan anaknya.

BacaRuhut: Gerakan #2019GantiPresiden Jangan Main Api Nanti Terbakar Sendiri.

7. Kegiatan Tagar 2019 Ganti Presiden adalah murni politik praktis, tapi sering dibungkus dengan istilah pengajian, tabligh akbar dan ceramah. Neno Warisman adalah jurkam Gerombolan ini tapi untuk menipu publik, dia dikenalkan sebagai penceramah dengan sebutan ustadzah

8. Respon Aparat Keamanan atas huru-hara yang ditimbulkan Gerombolan Tagar 2019 Ganti Presiden ini sudah tepat. Memisahkan massa yg pro & kontra. Kalau tidak diambil sikap tegas, maka akan berujung pada bentrok, kekacauan, dan korban berjatuhan.

9. 17 April 2019: Pemilihan Presiden bukan pergantian presiden. Kalau mau terlibat dalam kontestasi ini, maka promosikan calon kalian dengan sportif dan simpatik tapi kalau gunakan opini sesat, cara-cara provokatif-intimidatif jangan salahkan adanya reaksi penolakan

Sebagaimana diketahui, terakhir kali, Jumat (25/08/2018) Neno Warisman yang merupakan penggagas gerakan 2019 Ganti Presiden dihadang massa di Pekanbaru Riau. Neno ditolak karena dianggap meresahkan. [ARN]

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca