Internasional

Trump Jalankan Skema Israel di Timur Tengah Secara Membabi Buta

Trump Jalankan Skema Israel di Timur Tengah Secara Membabi Buta

Damaskus  Presiden Amerika Serikat, Donald Trump secara membabi buta menjalankan skema Israel di Timur Tengah, kata penasihat politik dan media untuk Presiden Suriah Bashar al-Assad.

“Kami telah mencapai tahap dimana Trump secara buta bekerja untuk memenuhi keinginan Zionisme. Israel berusaha memusnahkan poros perlawanan dengan membunuh kedua pejuang itu. Namun hal itu hanya akan lebih menguatkan dan mengkonsolidasikan front perlawanan,” kata Bouthaina Shaaban di Damaskus pada hari Minggu, dan dia juga mengutuk pembunuhan Letnan Jenderal Qassem Soleimani, komandan Pasukan Quds dari Pasukan Pengawal Revolusi Islam (IRGC), dan komando Unit Mobilisasi Populer Irak (PMU), Abu Mahdi al-Muhandis.

BacaBenang Merah Upaya Kudeta Iran dan Jatuhnya Pesawat Ukraina

Dia kemudian mengutip sebuah laporan yang diterbitkan oleh surat kabar Haaretz bahwa Trump telah memberi tahu pejabat Israel tentang niatnya untuk membunuh Soleimani tanpa berkonsultasi dengan Kongres. “Kami menghadapi tindakan yang dilakukan Trump hanya untuk melayani kepentingan Israel.”

Pembunuhan Soleimani sangat mengejutkan, kata pejabat Suriah itu, yang menekankan bahwa dampaknya tidak akan terbatas pada hari dan bulan ini, tetapi akan bertahan lama.

“Amerika mengambil tindakan yang akan memiliki efek buruk pada AS di semua front. Amerika Serikat membuktikan dirinya sebagai pemerintah yang melakukan tindakan terorisme dan kriminal. Melanggar hukum internasional dan konstitusi dengan mengabaikan Kongres,” kata pejabat tinggi Suriah itu.

BacaRincian Operasi Pembunuhan Qassem Soleimani Hingga Kunjungan Emir Qatar

Dia juga memuji keputusan yang dibuat oleh parlemen Irak tentang penarikan militer AS dari Irak serta penembakan rudal presisi dari Iran ke pangkalan-pangkalan AS di Irak.

Pada tanggal 5 Januari, anggota parlemen Irak dengan suara bulat menyetujui RUU yang menuntut penarikan semua pasukan militer asing yang dipimpin oleh Amerika Serikat dari negara itu.

Perdana Menteri Irak Adel Abdul-Mahdi meminta Amerika Serikat pada 9 Januari untuk mengirim delegasi ke Baghdad yang ditugaskan untuk merumuskan mekanisme penarikan.

Baca: Trump Klaim Dirinya Teman Terbaik Israel

Perdana menteri mengatakan Irak menolak pelanggaran kedaulatannya, terutama pelanggaran militer AS terhadap wilayah udara Irak dalam serangan udara yang membunuh Soleimani pada 3 Januari.

“Perdana menteri mengatakan pasukan Amerika telah memasuki Irak dan drone terbang di wilayah udaranya tanpa izin dari pemerintah Irak dan ini merupakan pelanggaran terhadap perjanjian bilateral,” bunyi pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor perdana menteri Irak. (ARN)

Ikuti Update berita ArrahmahNews melalui link Telegram, Klik Join https://t.me/arrahmahnews

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca