Jakarta, ARRAHMAHNEWS.COM – Islah Bahrawi dan Denny Siregar mendesak pemerintah untuk menangkap gembong-gembong pengkhianat bangsa dan memutus aliran dana kelompok Radikal yaitu Bachtiar Nasir.
Menurut Islah Bahrawi di akun Instagramnya menyatakan bahwa Pemerintah tidak boleh berhenti di sini. Pembubaran FPI hanyalah kotak Pandora untuk menguak kekuatan besar yang berada dibelakangnya. Ada kelindan sindikasi besar yang selama ini menggunakan FPI sebagai produsen kekuatan radikal, ia hanyalah wayang. (Artikel: Islah Bahrawi)
BACA JUGA:
- Adakah Hubungan Intim ‘Antara Bukalapak dengan ACT, HTI, Suriah dan Bachtiar Nasir’?
- Kupas Tuntas Hubungan Teroris dengan IHH dan IHR Milik Bachtiar Nasir
Ada seorang ustadz yang sampai saat ini masih terposisi sebagai tersangka pengalir dana bagi kelompok radikal, dan kasusnya masih mengambang. Kasus sosok berinisial BN (Bachtiar Nasir) harus dilanjutkan, karena inilah pembuluh darah pendanaan kaum radikal di negara kita. Sekali bergerak, momentum ini tidak boleh pudar. Pemerintah tidak boleh lagi tersandera oleh isu murahan “Kriminalisasi ulama.” Tidak boleh lagi ada pembiaran terhadap para pengkhianat bangsa berjubah agama.

Bachtiar Nasir kibarkan bendera Teroris Suriah
Mengutip tulisan pegiat medsos Denny Siregar “Saya bersyukur atas dibubarkannya FPI, tapi tidak akan berarti banyak jika pentolan-pentolan HTI masih bebas berkeliaran seperti Bachtiar Nasir dan Ismail Yusanto. (Artikel: FPI, Preman Pasar Berjubah Agama)
BACA JUGA:
- Polri: Bachtiar Nasir Resmi Jadi Tersangka Kasus Pencucian Uang
- Dina Sulaiman “Semprot” Fahri Hamzah, Industri Radikalisme Itu Ada
Sudah selayaknya selain dibubarkan, pentolan-pentolan organisasi yang dilarang itu juga ditangkap. Dan ini butuh komitmen kuat dari seluruh jajaran pemerintahan supaya negeri ini bisa mulai membangun ekonominya kembali”.
Jejak digital Bachtiar Nasir dalam gerakan radikal tidak bisa ditutup-tutupi lagi, oleh karena itu untuk memotong gerakan radikal ini pemerintah dan aparat keamanan harus segera memutus jaringan keuangan kelompok ini dan menutup lembaga-lembaga donasi yang berkedok kemanusiaan kelompok mereka, jika ingin Indonesia damai maka jangan ragu lagi. (ARN)
