Amerika, ARRAHMAHNEWS.COM – Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengungkapkan bahwa 30 anggota layanan mengalami gangguan jantung yang langka “miokarditis”, setelah menerima dosis vaksin “Pfizer” atau “Moderna”.
Miokarditis biasanya disebabkan oleh infeksi virus, dan infeksi yang parah dapat menyebabkan gagal jantung, detak jantung tidak teratur, atau bahkan kematian.
BACA JUGA:
- Rusia Siap Jual Satelit Canggih ke Iran untuk Pantau Mliter AS di Kawasan
- Houthi: Sanksi Baru AS adalah Plot Sistematis untuk Mencekik Yaman
“Kami telah mengidentifikasi sekitar 30 kasus miokarditis dari 3,6 juta dosis yang kami berikan,” kata juru bicara Pentagon John Kirby dalam konferensi pers.
“Kami menanggapi masing-masing dengan serius dan bekerja sama dengan CDC dan mitra federal lainnya, serta profesional medis akademik, untuk memastikan kami terus mengevaluasi semua kasus,” Sputnik Arabic melaporkan.
Namun, Kirby menekankan bahwa Departemen Pertahanan tetap percaya diri dengan vaksin dan terus mendorong masyarakat untuk menggunakannya.
BACA JUGA:
- Norwegia Peringatkan Vaksin Pfizer Terlalu Berisiko Bagi Lansia
- China Stop Gunakan Vaksin Pfizer dan Moderna Karena Kasus Kematian
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka akan mengadakan pertemuan darurat pada 18 Juni untuk membahas kasus orang dengan miokarditis yang jarang tetapi lebih tinggi dari perkiraan setelah menerima dosis kedua vaksin.
Jumlah kasus miokarditis terkait vaksin kecil dibandingkan dengan 139 juta orang Amerika yang telah divaksinasi.
Badan medis menjelaskan bahwa per 31 Mei, ada sekitar 226 kasus orang dengan miokarditis dan perikarditis setelah menerima dosis vaksin “Covid 19”, yang sebagian besar pulih, tetapi 15 diantaranya masih di rumah sakit, dan tiga berada di unit Perawatan intensif. (ARN)
IKUTI TELEGRAM ARRAHMAHNEWS
![](https://arrahmahnews.com/wp-content/uploads/2023/11/Al-AqshaStorm.png)