Jakarta, ARRAHMAHNEWS.COM – Indonesia sedang mempertimbangkan untuk bergabung dengan tetangganya, India dan China, dalam membeli minyak Rusia guna mengatasi tekanan kenaikan biaya energy.
Dalam sebuah wawancara dengan Financial Times, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa pemerintah “selalu memantau semua opsi”, tetap membuka opsi untuk membeli minyak Rusia meskipun ada sanksi Barat.
BACA JUGA:
- Indonesia Ditekan, Biden Ingin Rusia Dikeluarkan dari G20
- Ketertarikan Khusus Rusia Terhadap Indonesia, Mendag: Ini Potensi Ekonomi Besar
“Kalau ada negara (dan) mereka memberikan harga yang lebih baik, tentu saja,” kata Presiden Jokowi ketika ditanya apakah Indonesia akan membeli minyak dari Rusia.
Indonesia belum mengimpor minyak dalam jumlah besar dari Rusia selama bertahun-tahun, tetapi di tengah kenaikan biaya bahan bakar sebesar 30 persen bulan ini, pemerintah Jokowi mendapati dirinya berada di bawah tekanan besar untuk mengekang kenaikan biaya.
“Ada kewajiban bagi pemerintah untuk mencari berbagai sumber guna memenuhi kebutuhan energi rakyatnya. Kami ingin mencari solusi,” tambah Presiden.
Komentar pemimpin Indonesia tentang impor minyak dari Rusia ini muncul setelah keputusan negara-negara Uni Eropa (UE) dan Kelompok Tujuh (G7) untuk mengusulkan batasan harga gas Rusia guna mencegah harga bahan bakar semakin buruk.
BACA JUGA:
Pemerintah Barat, dan terutama negara-negara Eropa, telah bergulat dengan krisis energi yang memburuk setelah memberikan sanksi kepada Rusia atas operasi militernya di Ukraina.
Membeli minyak Rusia di atas batas harga berpotensi membawa sanksi AS terhadap Indonesia, karena Washington telah mengancam negara-negara yang mengimpor sumber daya energi Rusia tanpa mempertimbangkan batas harga.