arrahmahnews

Depo Pertamina Plumpang Sempat Diincar Teroris

Jakarta, ARRAHMAHNEWS.COMApakah kebakaran Depo Pertamina Plumpang adalah sabotase ataukah serangan teroris?.

Karena beberapa media lokal memberitakan bahwa sumber kebakaran Depo Pertamina Plumpang karena kesamber petir, dan alasan ini cukup tidak logis. Hingga saat ini masih belum jelas apa sumber kebakaran itu.

BACA JUGA:

Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, Jumat malam (03/03/2023) sekitar pukul 20.10 WIB meledak dan terbakar. Api berkobar menjulang tinggi susah dipadamkan. Bahkan semakin malam, api semakin besar dan lokasi kebakaran semakin meluas.

Depo Pertamina Plumpang Sempat Diincar Teroris

Foto dari atas kebakaran di Depo Pertamina Plumpang

Wartawan Arrahmahnews.com menelusuri beberapa pemberitaan beberapa tahun ke belakang bahwa meledaknya Depo Pertamina Plumpang ini mengingatkan tindakan preventif Densus 88 Mabes Polri beberapa waktu lalu.

Sekitar empat belas tahun yang lalu atau tepatnya hari Selasa, 21 Oktober 2009, Mabes Polri menangkap Rusli Mardani alias Wahyu Ramadhan alias Uci alias Farid alias Zulfikar di rumah kontrakannya di Jalan Gading Sengon 7 RT 05/ RW 14, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Polisi juga menangkap lima orang lainnya di wilayah Jakarta dan Bogor, yakni Nurhasani alias Hasan, Muntasir, Imam Basori alias Basar dan Budiman.

BACA JUGA:

Polisi menyebut mereka ini adalah jaringan teroris bentukan baru Jamaah Islamiyah (JI). Kelompok Wahyu Cs merupakan gabungan dari beberapa kelompok Islam garis keras, seperti kelompok Jundullah di Sulawesi, kelompok Jamaah Islamiyah di Ambon, Poso dan Jawa, kelompok Kompak di Kayamaya Poso, Ambon, dan Jakarta, kelompok Fakta di Palembang, kelompok NII di Jakarta, dan kelompok Jamaah Islamiyah di Singapura dengan tokohnya Hasan alias Taslim yang merupakan lulusan kamp Al Qaeda di Afghanistan.

Kelompok Wahyu Cs ini terindikasi merancang serangan aksi teror bom untuk meledakan Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara. Barang bukti yang ditemukan dari serangkaian penggrebekan kelompok Wahyu Cs, yang semakin memperkuat dugaan mereka ini adalah kelompok teroris, di antaranya pistol model NP 17 kaliber 9 mm, magazen dua buah, peluru 9 mm 27 butir, senjata laras panjang satu buah, peredam satu buah, serbuk coklat sejenis TNT dalam dirijen putih sebanyak 2.675 gram.

Disamping itu polisi juga menemukan dokumen teknik perakitan bom yang ditulis tangan. Dari hasil penyelidikan polisi, Wahyu yang setiap hari bekerja sebagai pekerja serabutan ini sudah setahun di daerah itu. Polisi menduga, untuk merancang aksi.

Sebab ia mempunyai track record yang cukup meyakinkan sebagai peracik bom dan anggota teroris. Dia tercatat pernah terlibat pertempuran di Ambon dan adu tembak dengan polisi. Ia juga pernah jihad di Ambon pada tahun 2002-2003 dan tahun 2005.

BACA JUGA:

Tahun 2007 ia balik lagi ke Ambon untuk berjihad. Tanggal 22 Januari 2007 ia kemudian terlibat kontak senjata api dengan tim Mabes Polri di Poso pada saat penangkapan pelaku teror di Poso.

Wahyu lalu melarikan diri pada tanggal 24 Januari 2007 ke Gorontalo. Pada 25 Januari 2007 ia sudah berhasil lari ke Jakarta dan keberadaannya tidak terdekteksi lagi.

Polisi menemukan jejaknya setelah ia aktif konsolidasi untuk membuat aksi meledakan Depo Pertamina Plumpang. Wahyu juga pernah tercatat terlibat dalam kasus penembakan anggota Brimob di Loki, Maluku.

Saat melakukan aksinya itu, Wahyu ditemani oleh beberapa orang rekannya, antara lain Asep Dahlan, Asadullah, dan lain-lain. Ia juga telibat pemilikan senjata api, amunisi, bahan peledak, cairan kimia dalam rangka persiapan kegiatan teroris di Indonesia.

Kenapa teroris mengincar Depo Pertamina Plumpang, yang notabene bukan simbol Barat? Depo Pertamina Plumpang merupakan jalur penampungan suplai minyak di wilayah Jakarta sampai sebagian wilayah Jawa Barat. Depo Plumpang menyalurkan berbagai macam produk yaitu premium, kerosene, solar, biosolar, pertamax, dan pertamax plus.

BACA JUGA:

Depo itu melayani SPBU se-Jabodetabek atau setidaknya memasok premium ke 600 SPBU dan bahkan menyuplai pertamax hingga ke Bandung. Depo Plumpang menyuplai sebesar 11.000 kiloliter perhari untuk premium, 4.200 kilo liter perhari kerosene, dan solar plus biosolar sebesar 5.100 kilo liter perhari.

Depo ini juga menjadi urat nadi penyuplai energi di tiga pulau besar, yakni Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Bahan bakar untuk ketiga pulau ini disebarkan melalui Plumpang. Lalu apakah ledakan Depo Plumpang ini ada kaitanya dengan teroris?. (ARN)

Sumber: Kompas

BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca