Yaman, ARRAHMAHNEWS.COM – Kepala Gerakan Selatan dalam Konferensi Dialog, Mayor Jenderal (Mayjen) Khaled Barras, menegaskan bahwa ancaman terbesar bagi persatuan adalah pendudukan dan peran asing, menambahkan bahwa tujuan utama koalisi AS-Saudi melawan Yaman adalah untuk menghancurkan dan memecah belah negara.
Mengenai revolusi 14 Oktober, ia menyebutkan peristiwa berdarah yang dimulai pada 13 Januari 1986, menjelaskan bahwa itu adalah faktor utama yang menekankan perlunya mencapai persatuan, menambahkan perlunya memperhatikan masalah yang menimpa persatuan dan bekerja untuk menyelesaikannya.
BACA JUGA:
- Yaman Ancam Balas Saudi jika Terus Tunda Pelaksanaan Komitmen Kemanusiaan
- Studi: Berebut Kepentingan di Yaman, Konflik Saudi-UEA Kian Memanas
Barras menjelaskan bahwa pendudukan Saudi-Emirat menyebarkan praktik kriminal pada pemerintahan yang mereka duduki, menekankan bahwa kehadiran pendudukan dan campur tangannya dalam semua urusan adalah hal yang mencegah Yaman mencapai pembangunan apapun.
Barras menunjukkan bahwa solusinya terletak pada menyatukan upaya untuk melawan agresi asing, yang merupakan penyebab dari semua penderitaan.
Dia menyatakan penyesalannya atas situasi orang-orang yang mendukung agresi terhadap Yaman, menyapa mereka dengan mengatakan: “Tidak ada ancaman terhadap orang Yaman dari orang Yaman lain atau orang selatan dari orang utara. Bahaya sebenarnya adalah dari campur tangan asing dan agresi terhadap negara kita.”
Mengenai konferensi baru-baru ini yang diadakan oleh Dewan Transisi dukungan UEA di Hadramout, Barras mengatakan bahwa hal itu dilaksanakan atas perintah penjajah untuk menerjemahkan kebijakan pecah-belah nya.
BACA JUGA:
- Hadhramaut Memanas, Partai Islah Kirim Bantuan Militer Besar-besaran
- Terungkap! Saudi Pecah-Belah Yaman Sejak 2010 Lewat Para Pemimpin Suku
Barras juga menjelaskan bahwa pendudukan sengaja menciptakan berbagai kelompok bersenjata yang menduduki wilayah selatan untuk menciptakan perselisihan antara orang-orang selatan dan Yaman secara keseluruhan.
Seruan untuk pemisahan semakin keras, terutama di Aden dan kota-kota besar selatan lainnya yang sekarang dikendalikan oleh Dewan Transisi Selatan (STC) dukungan Emirat.
Sebagai bagian dari upaya untuk mengontrol provinsi Hadramout dan memasukkannya ke dalam proyek pemisahan diri, Arab Saudi dan UEA berupaya menyeret suku-suku di provinsi ini ke dalam jajaran skema separatis melalui negosiasi dengan suku-suku Hadramout. (ARN)
Sumber: Al-Masirah
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS
