arrahmahnews

Mengejutkan, Mahmoud Abbas Mengakui Negara Israel; HOAX

Minggu, 29 Mei 2016

PALESTINA, ARRAHMAHNEWS.COM – Berbicara pada pertemuan para menteri luar negeri Arab di Kairo pada hari Sabtu, Presiden Palestina menegaskan bahwa ia tidak akan mengakui “Yahudi” sebagai negara seperti yang diminta oleh Israel, kantor berita Presstv melaporkan pada Minggu (29/05).

Pertemuan itu terjadi menjelang konferensi Paris yang jatuh pada tanggal 3 mendatang setelah perundingan Palestina-Israel lama terhenti.

Abbas mengatakan bahwa KTT Paris harus didasarkan pada pemahaman pada dua belah pihak berdasarkan perbatasan pra-1967 dengan Timur al-Quds (Yerusalem) sebagai ibukota Palestina.

Rencana Perancis untuk dimulainya kembali pembicaraan Israel-Palestina terjadi di tengah ketegangan baru-baru ini di wilayah pendudukan, di mana Israel telah mengintensifkan tindakan keras terhadap Palestina sejak gelombang protes anti-Tel Aviv meletus pada Oktober lalu.

Palestina mengatakan Israel memiliki rencana rahasia untuk mengubah status quo terhadap senyawa agama yang sangat dihormati di Timur al-Quds.

Lebih dari 210 warga Palestina telah tewas dalam kekerasan itu, sementara Israel mengklaim sebagian besar dari mereka berusaha atau berhasil melakukan serangan mematikan terhadap pasukan dan pemukim Israel.

Israel dan Sekutu Arabnya Membahas Pengusiran Abbas

Israel dan UEA, Mesir dan Yordania, dilaporkan berencana untuk menggulingkan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan menggantikannya dengan mantan pemimpin gerakan Fatah.

UAE telah mengadakan pembicaraan dengan Tel Aviv tentang inisiatif untuk mengembalikan Mohammed Dahlan pada posisinya, portal berita online Tengah Timur mengutip sumber-sumber Palestina dan Yordania yang tak disebutkan namanya.

Ketiga negara Arab akan menginformasikan Arab Saudi setelah mereka mencapai kesepakatan versi final dari rencana mereka, menurut laporan tersebut.

“Para pihak percaya bahwa Mahmoud Abbas telah berakhir dalam dunia politik dan mereka berusaha untuk menghentikan kejutan apapun pada Abbas selama periode kepemimpinannya sampai pemilihan umum dilaksanakan,” kata seorang sumber senior Palestina.

“Dalam kerangka ini, mereka menekankan ‘tentang perlunya mendorong Abu Mazen (Mahmoud Abbas) untuk menunjuk seorang wakil’,” tambah sumber tersebut.

Dipandang sebagai saingan untuk Abbas, Dahlan diusir dari gerakan Fatah yang dipimpin Abbas pada tahun 2011. Ia dituduh korupsi dan pencemaran nama baik, ia menyangkal tudahan tak berdasar itu. Akhirnya ia tinggal di pengasingan di UAE.

“Dahlan percaya bahwa dua pilihan yang tersedia untuk mencapai ini: Abu Mazen mengundurkan diri, dan ini tidak mungkin, atau Jordan akan memimpin rekonsiliasi antara Dahlan dan Abbas di bawah bendera memperkuat Fatah,” tambah sumber tersebut.

Tujuan utama dari skema untuk pemecatan Abbas termasuk menyatukan Fatah, melemahkan gerakan perlawanan Hamas, menyelesaikan perjanjian damai dengan Israel dan merebut kendali lembaga Palestina yang berdaulat di Tepi Barat, kata laporan itu.

Inisiatif ini dikuatkan oleh sumber Yordania yang mengungkapkan kunjungan Dahlan ke ibukota Yordania, Amman, pada 31 Maret lalu. [ARN]

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca