Rabu, 28 September 2016
RIYADH, ARRAHMAHNEWS.COM – Pada saat ulama Wahabbi mengeluarkan instrumen pengkafiran pada setiap perayaan keagamaan bahkan pada perayaan kelahiran Nabi Muhammad Saw, sementara itu, mereka menggelar perayaan besar untuk memperingati berdirinya dinasti Saudi dan mereka mencoba menanamkan embrio barbarisme pada ajaran-ajaran Islam yang toleran.
Para pemimpin Saudi Wahabbi meminta diadakannya perayaan atas hari berdirinya Kerajaan Arab Saudi yang digelar pada malam hari, seolah mereka amnesia terhadap fatwa-fatwa yang telah mereka keluarkan bahwa merayakan kemerdekaan dan berdirinya negara atau kerajaan adalah bid’ah dan sesat.
Perlu diingat bahwa Mufti kerajaan Saudi dan pimpinan ulama terkemuka di Saudi, Abdul Aziz bin Abdullah Al Syaikh, sebelumnya pernah mengeluarkan fatwa kontroversial yang menyatakan bahwa perayaan maulid atau perayaan hari lahir termasuk perayaan maulid Nabi Muhammad adalah syirik dan tidak memiliki dasar agama.
Jika demikian, lalu lihatlah apa yang terjadi sekarang? Grand Mufti Abdul Aziz bin Abdullah Al Syaikh sendirilah yang meminta diadakannya perayaan atas berdirinya kerajaan Saudi yang pada dasarnya sama dengan perayaan hari lahirnya kerajaan Saudi atau hari ulang tahunnya kerajaan Saudi, dan mereka menganggap hari lahirnya kerajaan Saudi ini sebagai hari ibadah dan penuh syukur, seperti yang dilansir surat kabar Okaz.
Para penguasa Saudi kini sedang meminta perlindungan kepada pemimpin-pemimpin wahabbi untuk memperkuat berdirinya kekuasaan mereka dengan mengatasnamakan agama, terutama sejak al-Saud mengalami kekalahan di perbatasan Yaman dalam konfrontasi sengit dengan tentara nasional dan pejuang-pejuang Yaman.
Bahkan hal itu disebut-sebut sebagai balasan dari bangsa Yaman atas kejahatan agresi brutal Saudi yang dilancarkan tiap hari pada warga sipil Yaman yang menolak untuk patuh dan menyerah pada kerakusan, aroganisme dan narsisme Saudi. [ARN]