Amerika

Mohammed bin Salman: Penyebaran Wahhabisme Didanai Saudi Atas Perintah Barat

Jum’at, 30 Maret 2018

ARRAHMAHNEWS.COM, WASHINGTON – Penyebaran Wahhabisme yang didanai oleh Saudi adalah hasil dari desakan negara-negara Barat yang meminta Riyadh untuk membantu melawan Uni Soviet selama Perang Dingin, Pangeran Mahkota Muhammad bin Salman mengatakan kepada Washington Post.

Berbicara kepada Washington Post, Bin Salman mengatakan bahwa sekutu Barat Saudi Arabia mendesak negaranya untuk berinvestasi di masjid-masjid dan madrasah-madrasah di luar negeri selama Perang Dingin, dalam upaya untuk mencegah perambahan di negara-negara Muslim oleh Uni Soviet.

BacaSesumbar Bin Salman, Hanya Kematian yang Bisa Hentikan Kekuasaanku.

Dia menambahkan bahwa pemerintah Saudi telah kehilangan jejak upaya itu, dan mengatakan “kita harus mendapatkan semuanya kembali.” Bin Salman juga mengatakan bahwa pendanaan saat ini kebanyakan berasal dari “yayasan” yang berbasis di Saudi, bukan dari pemerintah.

Wawancara sang pangeran mahkota selama 75 menit dengan Washington Post berlangsung pada 22 Maret, hari terakhir dari turnya di AS. Topik diskusi lain termasuk klaim sebelumnya oleh media AS bahwa bin Salman mengatakan bahwa ia memiliki penasihat senior Gedung Putih, Jared Kushner, “di sakunya.”

Bin Salman membantah laporan bahwa ketika dia dan Kushner – yang juga menantu Donald Trump – bertemu di Riyadh pada bulan Oktober, dia mencari atau menerima lampu hijau dari Kushner untuk tindakan keras terhadap dugaan korupsi yang menyebabkan penangkapan secara luas di kerajaan tak lama setelah itu. Menurut bin Salman, penangkapan itu adalah masalah domestik dan telah dikerjakan selama bertahun-tahun.

BacaMohammed Bin Salman Kuasai Media Sebelum Tangkap Para Tokoh Elit Saudi.

Tetapi mengakui bahwa dia dan Kushner “bekerja bersama sebagai teman, lebih dari sekedar mitra.” Dia menyatakan bahwa dia juga memiliki hubungan baik dengan Wakil Presiden Mike Pence dan yang lainnya di dalam Gedung Putih.

Putra mahkota juga berbicara tentang perang di Yaman, di mana koalisi yang dipimpin Saudi terus meluncurkan kampanye pemboman terhadap Yaman dalam upaya untuk mengembalikan kekuasaan Abdrabbuh Mansur Hadi sebagai presiden. Agresi telah membunuh ribuan orang, membuat jutaan orang mengungsi, dan mendorong negara itu ke jurang kelaparan, serta menyebabkan wabah kolera dan difteri.

Pangeran Mahkota juga mengatakan bahwa negaranya belum meloloskan “kesempatan” untuk memperbaiki situasi kemanusiaan di negara itu. “Tidak ada pilihan bagus dan opsi buruk. Pilihannya antara yang buruk dan lebih buruk,” katanya.

Wawancara dengan putra mahkota itu awalnya tidak direkam. Namun, kedutaan Saudi kemudian setuju Washington Post menerbitkan bagian khusus dari pertemuan tersebut. [ARN]

Sumber: RT.

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca