Amerika

Trump Bela Metode Chokeholds Penyebab Kematian George Floyd

Trump Bela Metode Chokeholds Penyebab Kematian George Floyd

Amerika Serikat – Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam pernyataanya menggambarkan metode chokeholds atau menekankan lutut ke leher orang yang diduga bersalah sebagai sesuatu yang sangat tidak bersalah, dan mengatakan bahwa metode kontroversial yang digunakan oleh polisi AS mungkin diperlukan dalam situasi berbahaya.

“Jika seorang perwira polisi dalam perkelahian yang buruk dan ia berhasil mengalahkan lawannya … anda harus berhati-hati,” kata Trump dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada Jumat (12/06). Ia mengatakan “konsep chokeholds terdengar sangat polos, begitu sempurna”.

Baca Juga:

Trump mengatakan bahwa ia tidak suka metode chokehold tetapi kemudian membela praktik kontroversial itu dalam situasi tertentu untuk menghadapi orang-orang “keras” dan “jahat”, meskipun ia mengakui bahwa praktik itu harus diakhiri dalam kebanyakan kasus.

“Masalah chokehold itu baik … untuk dibicarakan,” kata Trump

“Tetapi jika kamu berpikir tentang hal itu, maka kamu menyadari bahwa mungkin ada perkelahian yang buruk yang membuat petugas polisi berhasil menguasai lawannya dalam posisi buruk,” tambahnya.

Trump mengatakan ia mungkin akan membuat “rekomendasi yang sangat kuat” mengenai hal ini kepada pihak berwenang setempat.

Baca Juga:

Setelah kematian warga Afrika-Amerika George Floyd yang tidak bersenjata dalam tahanan polisi bulan lalu, pelarangan chokehold telah menjadi masalah utama bagi anggota parlemen Amerika. Floyd meninggal setelah seorang petugas polisi menekankan lutut di leher Floyd selama hampir sembilan menit.

Kematian Floyd memicu gelombang baru protes di seluruh Amerika Serikat terhadap kebrutalan polisi terhadap orang kulit berwarna.

Chokeholds telah berulang kali dipertimbangkan setelah polisi terlibat pembunuhan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk dalam kasus Eric Garner.

Garner, seorang pria Afrika-Amerika berusia 43 tahun, meninggal karena metode chokehold yang dilakukan oleh Daniel Pantaleo di Staten Island pada 17 Juli 2014. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca