arrahmahnews

Komentator Politik: Wanita Australia ini Terima Pelatihan Israel untuk Mata-matai Iran

Komentator Politik: Wanita Australia ini Terima Pelatihan Israel untuk Mata-matai Iran

Australia, ARRAHMAHNEWS.COMSeorang komentator politik menjelaskan kasus Kylie Moore-Gilbert, seorang warga negara Australia-Inggris yang menjalani hukuman penjara atas tuduhan spionase di Iran.

Ia menyoroti ketidakjujuran media AS yang dengan sengaja menyembunyikan kebenaran tentang pernyataan Teheran bahwa dosen akademis tersebut telah mengikuti kursus pelatihan khusus di bawah pengawasan langsung Israel untuk misi mata-matanya di negara Persia itu.

BACA JUGA:

Tim Anderson, direktur Center for Counter Hegemonic Studies (CCHS) di Australia, mengatakan dalam sebuah artikel yang diterbitkan di situs web pusat studinya pada hari Jumat (02/04), bahwa perusahaan media terbesar dan paling berpengaruh di dunia milik Rupert Murdoch, telah menyebarkan informasi palsu atas mata-mata Israel yang dihukum, Gilbert, yang pulang ke Australia dari penjara Iran akhir tahun lalu.

Outlet medianya mengklaim bahwa Gilbert telah ditahan di “lubang neraka” di Iran tanpa alasan sama sekali.

Komentator Politik: Wanita Australia ini Terima Pelatihan Israel untuk Mata-matai Iran

Kylie Moore-Gilbert

Padahal Canberra sendiri telah mengatakan bahwa utusan mereka untuk Iran telah mengunjungi seorang wanita Inggris-Australia yang menjalani hukuman di Iran untuk spionase dan menemukannya sehat, bertentangan dengan klaim media tentang kondisi kesehatan narapidana.

Akademisi Inggris-Australia itu dibebaskan dari penjara Evin di Teheran pada November setelah menjalani sekitar dua tahun dari 10 tahun masa hukumannya.

BACA JUGA:

Media Iran melaporkan bahwa Gilbert mengikuti kursus pelatihan khusus selama dua tahun di wilayah pendudukan Israel untuk misi mata-matanya. Ia menjadi fasih berbahasa Persia selama kursus tersebut dan bersiap untuk melakukan kegiatan spionase di Iran.

Anderson mengatakan bahwa ia telah memberikan bukti kepada wartawan Murdoch, Stephen Rice, bahwa Gilbert telah terlibat dalam “pelatihan kepemimpinan” Israel untuk misi mata-matanya di Iran melalui tawaran beasiswa di akademi Ein Prat Israel di pemukiman Alon Shvut, salah satu dari banyak pemukiman ilegal di Tepi Barat.

Anderson menambahkan bahwa Gilbert telah menerima beasiswa untuk kursus tersebut dari Tikvah Fund, sebuah lembaga yang berkomitmen untuk mendukung para pemimpin intelektual, agama, dan politik orang-orang Yahudi.

Seperti yang dikutip oleh situs CCHS, Anderson berkata bahwa, “Stephen Rice terlalu malas atau terlalu tidak jujur” untuk melihat link-link yang telah ia kirimkan, dan bahwa Rice telah menyebutkan dalam satu artikel Israel bahwa link artikel yang dikirim tersebut tidak mengatakan apa-apa tentang “kepemimpinan” atau “pelatihan” dan kata-kata itu ditambahkan oleh Anderson.

“Megaphone @riceyontheroad milik Murdoch terlalu malas atau tidak jujur untuk mengenali sumber-sumber Israel yang mendukung pernyataan Iran bahwa @KMooreGilbert mengambil pelatihan kepemimpinan Israel di koloni militer di jantung wilayah pendudukan Palestina di Tepi Barat,” kata Anderson dalam sebuah tweet.

Anderson juga menggarisbawahi Rice berbohong bahwa “pelatihan kepemimpinan” Gilbert di Israel tidak ada dan dia menyesatkan pembacanya.

“Kebodohan pura-pura dan distorsi fakta ini memungkinkan Murdoch untuk tetap mempresentasikan perang regional AS di Palestina, Afghanistan, Irak, Libya, Lebanon, Suriah dan Yaman sebagai latihan kemanusiaan,” katanya.

Gilbert melakukan perjalanan ke berbagai kota di Iran sebagai bagian dari misinya dan mengumpulkan informasi.

Tidak menyadari bahwa ia sedang diawasi oleh pasukan intelijen Iran, wanita itu pergi ke tempat-tempat keagamaan dan wisata untuk membuat persinggahannya di Iran terlihat normal.

Ia kemudian mencoba menghubungi beberapa tokoh dan target-targetnya untuk mendapatkan informasi ekonomi dan militer tentang Iran serta front perlawanan anti-Israel, tetapi ia ditangkap pada September 2018.

Setelah proses hukum dan peradilan, mata-mata itu dijatuhi hukuman 10 tahun penjara karena bertindak melawan keamanan nasional Iran melalui kerja sama intelijennya dengan rezim Israel. (ARN)

Sumber: Press TV

IKUTI TELEGRAM ARRAHMAHNEWS

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca