Rusia, ARRAHMAHNEWS.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa hanya ada harapan tipis akan kesepakatan dengan Washington untuk membatasi ekspansi NATO di Eropa Timur. Alasannya adalah bahwa bahkan perjanjian yang sudah ditandatangani bisa dihancurkan oleh pihak Amerika pada saat itu juga.
Dalam pidatonya kepada perwira militer senior Moskow pada hari Selasa, Putin mengatakan ia tidak lagi memandang Barat sebagai mitra yang dapat diandalkan.
“Rusia menuntut jaminan tertulis tentang kehadiran pasukan dan perangkat keras AS di dekat perbatasannya,” katanya sebagaimana dikutip AlAhed, “tetapi bahkan jaminan itu tidak dapat diandalkan.”
“Kita membutuhkan jaminan jangka panjang yang mengikat secara hukum. Tapi anda dan saya mengenal mereka dengan baik. Dan itu adalah sesuatu yang tidak dapat dipercaya,” lanjut Putin, mencatat bahwa AS “dengan mudah menarik diri dari perjanjian internasional yang tidak lagi menarik (bagi) mereka.”
BACA JUGA:
- Ancaman Keras Putin atas Ekspansi NATO ke Perbatasan Rusia
- Putin: Penindasan Etnis Rusia di Ukrania Seperti Genosida
Pernyataan ini tampaknya merujuk penarikan sepihak Washington dari Perjanjian Anti- Rudal Balistik yang penting pada tahun 2002. Kesepakatan itu, ditandatangani antara Uni Soviet dan AS pada tahun 1972, dimaksudkan untuk membatasi kemampuan pertahanan rudal kedua belah pihak.
“Anda dan saya sama-sama tahu betul: dengan berbagai dalih, termasuk dengan tujuan memastikan keamanan mereka sendiri, mereka bertindak ribuan kilometer jauhnya dari wilayah nasional mereka,” katanya. “Ketika hukum internasional dan Piagam PBB ikut campur, mereka menyatakan semuanya usang dan tidak perlu.”
Presiden Rusia itu menambahkan bahwa ia menganggap ekspansi NATO lebih lanjut ke Eropa Timur sebagai konsekuensi dari “euforia” yang berasal dari “kemenangan” Barat dalam Perang Dingin dan hasil dari salah analisis. Dia juga mengungkapkan kebingungannya atas perambahan blok militer pimpinan AS di perbatasan negaranya meskipun hubungan persahabatan antara Moskow dan Barat pada waktu itu.
Putin menekankan bahwa Rusia siap untuk mengambil tindakan militer dan teknis sebagai tanggapan atas apa yang dianggapnya sebagai langkah tidak bersahabat yang diambil oleh Washington, bersikeras bahwa itu adalah hak Moskow untuk melakukannya. (ARN)