Afrika

Para Pemimpin Oposisi Libya Saling Tuduh atas Bentrokan Tripoli

Para Pemimpin Oposisi Libya Saling Tuduh atas Bentrokan Tripoli

Para pemimpin Libya pada hari Minggu saling tuduh atas bentrokan mematikan di Tripoli. Bentrokan terbesar di ibu kota sejak gencatan senjata

Kerusuhan di Tripoli

Libya, ARRAHMAHNEWS.COM Para pemimpin Libya pada hari Minggu saling tuduh atas bentrokan mematikan di Tripoli. Bentrokan terbesar di ibu kota sejak gencatan senjata penting tahun 2020 dan yang memicu kekhawatiran akan konflik baru yang besar.

Kementerian kesehatan mengatakan bahwa 32 orang tewas dan 159 terluka dalam pertempuran antara kelompok bersenjata yang saling bersaing yang dimulai Jumat malam dan berlanjut hingga Sabtu, membakar gedung-gedung dan merusak beberapa rumah sakit.

BACA JUGA:

Pertempuran itu terjadi setelah berbulan-bulan meningkatnya ketegangan antara pendukung Abdul Hamid al-Dbeibah dan Fathi Bashagha, yang pemerintahannya bersaing untuk menguasai negara Afrika Utara kaya minyak itu.

Para Pemimpin Oposisi Libya Saling Tuduh atas Bentrokan Tripoli

Kerusuhan di Tripoli

Dbeibah, yang pemerintahannya ditempatkan di Tripoli di barat negara itu sebagai bagian dari proses perdamaian yang dipimpin PBB tahun lalu, menuduh saingannya menjalankan “agenda asing”.

Media lokal dan para ahli mengatakan Bashagha telah gagal dalam upaya keduanya untuk mengusir saingannya dari ibukota dalam tiga bulan.

Dalam pidato video Minggu malam, Dbeibah mengecam “penjahat” dan “pemberontak” yang “memerangi ibu kota dengan tank dan senjata berat”.

Ia bersumpah untuk “mengejar semua yang terlibat” dan memindahkan markas beberapa kelompok bersenjata di luar pusat kota.

Sebelumnya, saingannya Bashagha, yang ditunjuk oleh parlemen Libya yang berbasis di timur tahun ini, mengatakan bahwa Dbeibah, “keluarganya yang berkuasa dan geng-geng bersenjatanya” “bertanggung jawab atas darah yang mengalir” di Tripoli, menuduh mereka ingin mempertahankan kekuasaan. “dengan biaya berapa pun”.

Bashagha, mantan menteri dalam negeri, didukung oleh panglima militer timur yang kuat, Khalifa Haftar, yang upayanya pada 2019 untuk merebut ibu kota dengan paksa, berubah menjadi konflik selama setahun. (ARN)

Sumber: Al-Araby

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca