Amerika

Pengacara HAM: AS Ingin “Bunuh” Julian Assange di Penjara

Amerika Serikat, ARRAHMAHNEWS.COM – Pada hari Selasa, permohonan terakhir untuk salah satu pendiri WikiLeaks, Julian Assange, dimulai untuk menghindari ekstradisi ke Amerika Serikat. Beberapa hari sebelumnya, istri dan pengacaranya, Stellar Assange, memperingatkan bahwa jika jurnalis tersebut tidak segera dibebaskan, tekanan dari kasus ini dan penahanannya dapat membunuhnya, dan menambahkan bahwa dia “akan mati” jika diekstradisi ke AS.

“Kesehatannya menurun, baik secara mental maupun fisik. Nyawanya terancam setiap hari dia dipenjara, dan jika dia diekstradisi, dia akan mati,” kata Stellar Assange pada konferensi pers di London.

Julian Assange, seorang warga negara Australia, terancam menghadapi hukuman hingga 175 tahun penjara jika diekstradisi ke Amerika Serikat atas tuduhan spionase.

“Namun AS tidak berencana Assange diadili di Amerika Serikat, kata Dan Kovalik,” seorang profesor, pengacara hak asasi manusia dan aktivis perdamaian kepada program The Critical Hour di Sputnik pada hari Selasa.

BACA JUGA:

“Jika [Julian Assange] dikirim ke AS, mereka hanya akan menunda persidangan selama mereka bisa sehingga mereka bisa menjamin bahwa dia akan meninggal di penjara,” jelas Kovalik. “Itulah rencana utamanya.”

Kovalik mencatat ada bukti terdokumentasi bahwa CIA berencana membunuh Julian Assange pada tahun 2017.

“Ini adalah seorang pria, yang andaipun anda yakin bahwa semua tuduhan yang mereka tuduhkan kepadanya benar, dia tidak didakwa melakukan kejahatan kekerasan apa pun. Maka, (seharusnya) tidak ada alasan baginya untuk berada dipenjara saat menunggu ekstradisi… (Alasan) Mereka menahannya adalah supaya dia mati (di penjara),” kata Kovalik.

Menurut Kovalik, Pemerintah AS ingin menghindari persidangan terhadap Assange, karena kesalahan mereka akan terungkap. “[Pengacara pembela] dapat memanggil mantan menteri luar negeri [atau] mantan menteri pertahanan. Itu akan menjadi sirkus dan tidak akan berjalan baik bagi Amerika Serikat.”

“Orang-orang akan dipanggil dari pemerintah AS, sekarang dan di masa lalu, untuk membicarakan kejahatan mereka, untuk membicarakan kejahatan perang, hal-hal yang telah diungkapkan oleh Julian Assange dan WikiLeaks. Jadi mereka tidak ingin semua itu,” prediksi Kovalik.

BACA JUGA:

Pembawa acara Wilmer Leon menyebutkan kurangnya dukungan media AS terhadap Assange, bahkan ketika pengungkapan WikiLeaks diberitakan oleh media tersebut. Menunjuk pada artikel Washington Post yang memuat kalimat “Jaksa AS ingin dia diadili. Mereka menuduh dia melanggar Undang-Undang Spionase ketika dia berkonspirasi untuk mendapatkan ribuan dokumen rahasia terkait perang AS di Irak dan Afghanistan.”

“Nah, jika dia bersekongkol untuk memperolehnya, lalu bagaimana dengan yang dilakukan The Washington Post? Apa yang dilakukan The New York Times? Apa yang dilakukan sebagian besar media arus utama ketika mereka mengumpulkan informasi untuk berita mereka?” Leon bertanya.

“Mereka bahkan mengumpulkan [informasi] dari WikiLeaks,” jawab Kovalik. “The New York Times, The Washington Post…. Dan surat kabar tersebut tidak mendukung Julian Assange ketika mereka menggunakan materinya untuk cerita mereka sendiri. Itu sugguh memalukan!”

“Maksudku, semua ini hanyalah parodi. Ini benar-benar sebuah parodi terhadap gagasan tentang proses hukum dan keadilan,” simpulnya. (ARN)

Sumber: Sputnik

BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca