arrahmahnews

Muhammad Zazuli Bongkar Narasi Busuk Kelompok Radikal yang Ingin Hancurkan NKRI

Takfirisme

Arrahmahnews.com, Jakarta – Pagiat medsos Muhammad Zazuli dalam akun facebooknya menjelaskan bagaimana kelompok radikal tidak surut menebar narasi-narasi busuk yang ingin menghancurkan NKRI. Narasi yang mereka buat sangat berbahaya sekali bagi kehidupan bangsa Indonesia.

Kaum radikal yang sekarang masih numpang hidup di negeri ini dengan gampangnya menuding semua yang tak sejalan dengan mereka sebagai kapir, sesat, iblis dan binatang. Mereka menganggap bahwa Pancasila adalah thogut. Demokrasi, NKRI, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika adalah haram dan sistem kafir. Dan provokator-provokator seperti ini masih leluasa bebas berkeliaran di negeri ini

Menurut Zazuli umur NKRI mungkin tidak akan lama lagi jika pemerintah tidak sanggup bertindak tegas terhadap kelompok yang ingin merongrong dan merusak bangsa. Mungkin tidak sampai 50 tahun lagi bangsa ini akan semakin kehilangan identitas dan jatidirinya sebagai bangsa jika kita tidak segera mengatasi berkembangnya virus radikalisme yang semakin mengkhawatirkan ini.

Baca: Ulama Al-Azhar: Lindungi Anakmu Agar Tak Terpapar Virus Ekstremisme dan Radikalisme

Siapa yang disebut sebagai kelompok radikal? Yang disebut sebagai radikal adalah mereka yang ingin memaksakan tafsir, opini dan persepsi kebenaran yang mereka yakini secara subyektif dan sepihak sebagai kebenaran tunggal yang harus diikuti dan dituruti oleh seluruh negeri atau bahkan seluruh dunia ini serta menghakimi dan membatasi atau bahkan ingin meniadakan semua yang berbeda dengan mereka.

Kaum radikal yang sekarang masih numpang hidup di negeri ini dengan gampangnya menuding semua yang tak sejalan dengan mereka sebagai kapir, sesat, iblis dan binatang. Mereka menganggap bahwa Pancasila adalah thogut. Demokrasi, NKRI, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika adalah haram dan sistem kafir. Dan provokator-provokator seperti ini masih leluasa bebas berkeliaran di negeri ini.

Ada aksi ada reaksi, ada sebab pasti ada akibat, ada asap pasti ada api. Karena narasi kebencian yang mereka sebarkan ini maka secara otomatis akan muncul reaksi dari mereka yang memiliki pandangan yang berbeda. Lahirlah kemudian istilah dan stereotipe Cebong – Kampret. Kedua kelompok yang saling mengusung narasi yang berbeda ini kemudian saling berkembang ke titik ekstrem sehingga semakin beresiko mencabik dan memecah belah bangsa.

Baca: Tolak dan Lawan Kelompok Radikal yang Akan Jadikan Indonesia Seperti Suriah

Di mata kampret, cebong adalah kapir, PKI, sesat, iblis, anjing, babi, antek asing, liberal, sekuler, halal darahnya dan sebagainya. Sedangkan di mata cebong, kampret adalah anti NKRI, tukang fitnah, arogan dan pendukung teroris. Jika kedua narasi ekstrem ini terus berkembang maka hal ini berpotensi besar untuk semakin mencabik persatuan dan kesatuan bangsa.

Di era Soeharto kaum radikal dan intoleran tidak bakal bisa berkembang karena sudah dibabat habis sejak sebelum mulai bersemi. Di era paska reformasi kaum radikal sudah memetik panen raya yang dibuktikan dengan kemampuan mereka dalam menyebar fitnah dan menggiring opini publik yang hampir saja memecah belah bangsa.

Pemerintah punya tanggung jawab sejarah yang besar untuk tetap mempertahankan NKRI dan KeBhinnekaan yang menjadi identitas bangsa ini. Mereka yang ingin merongrong persatuan bangsa harus ditindak tegas meskipun bersembunyi di balik topeng agama. Pemerintah juga harus mengambil langkah yang proaktif untuk mendidik dan mengedukasi para anak bangsa agar tidak terjerumus ke dalam ideologi politik asing ala abad pertengahan yang berpotensi merusak bangsa.

Baca: Netizen: Kenapa Kelompok Radikal Ingin Hancurkan NU?

Tapi berharap dan mengandalkan hanya pada pemerintah mungkin bukanlah tindakan yang tepat dan bijaksana karena bagaimanapun pemerintah juga adalah kumpulan para politisi yang selalu menimbang untung rugi dan kalkulasi politis. Di era digital dan abad informasi ini justru netizenlah yang lebih efektif dan bisa memegang peranan yang lebih penting. Berapa banyak hoax dan skenario busuk pemecah belah bangsa yang telah berhasil dibongkar oleh para netizen. Perjuangan tidak harus dilakukan di parlemen atau bahkan dengan demo di jalanan karena sekarang jari dan jempol Anda bisa mempengaruhi jalannya sejarah sebuah bangsa.

Saya tidak akan segan dan bosan untuk terus meneriakkan dan mengkampanyekan kewarasan. Sepanjang sejarah, politisasi agama hanya membawa pada kemunduran dan perpecahan. Sebutkan satu saja negara yang menjalankan politik agama dan berhasil mencapai kemajuan, kemakmuran dan keadilan. Tidak ada !! Slogan dan simbol agama yang saat ini mereka teriakkan hanyalah taktik dan strategi untuk menghipnotis dan memperalat massa untuk meraih kekuasaan saja.

Dan saat mereka berhasil berkuasa maka mereka akan sama busuknya dan sama serakahnya dengan penguasa-penguasa lalim yang pernah ada sebelumnya. Kemajuan, kemakmuran dan keadilan hanya ilusi, halusinasi dan fatamorgana mereka saja. Suriah, Irak, Pakistan dan Afghanistan adalah buktinya. Maukah kita mengulang kebodohan dan kegilaan yang sama? Saya tidak sudi karena saya masih waras. Maukah Anda tetap waras bersama saya?. Salam Waras nan Tak Kunjung Datang. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca