Palestina, ARRAHMAHNEWS.COM – Setelah Israel setuju untuk membebaskannya pada 27 November nanti, tahanan Palestina Maher al-Akhras akhirnya menghentikan mogok makannya pada Jumat (06/11). Al-Akhras harus melewati 103 hari aksi protes terhadap penahanan tanpa dakwaan atau pengadilan yang ditimpakan padanya oleh Israel sebelum akhirnya dibebaskan.
Ia akan menghabiskan sisa penahanannya di rumah sakit, dimana ia akan memulihkan diri dari aksi mogok makan yang membawanya ke ambang kematian.
BACA JUGA:
- Lewati 101 Aksi Mogok Makan, Kondisi Maher Al-Akhras Kian Kritis
- Video: 98 Hari Mogok Makan, Nyawa Maher Al-Akhras Benar-benar Terancam
“Narapidana akan menang atas para penindas narapidana,” kata Klub Tahanan Palestina dalam pengumuman keputusannya itu.
Al-Akhras adalah ayah enam anak berusia 49 tahun yang berasal dari kota Silat al-Dahr di Tepi Barat yang diduduki, dekat Jenin, di mana dia memiliki peternakan sapi perah.
“Saya tidak ingin mati. saya cinta kehidupan, saya tidak memilih kematian,” katanya kepada harian Tel Aviv, Haaretz, minggu ini.
BACA JUGA:
- Israel Tolak Pemindahan Maher Al-Akhras ke Rumah Sakit Tepi Barat
- Tak Boleh Berkunjung, Keluarga Maher Al-Akhras Mulai Aksi Mogok Makan
“Tapi saya berdiri teguh sampai kita semua, sebagai manusia, akan bebas.” Al-Akhras menolak klaim Israel bahwa ia mendatangkan bahaya.
“Saya tidak berbahaya bagi siapapun. Bukan untuk warga Israel dan bukan warga lain di dunia. Saya ingin kita hidup damai, Yahudi dan Arab, ”katanya. “Saya merindukan itu. Saya tidak ingin kita mengangkat senjata dan bertarung satu sama lain”. (ARN)