Qatar, ARRAHMAHNEWS.COM – Wartawan Aljazeera Givara Budeiri, akhirnya dibebaskan dari tahanan beberapa jam setelah ia ditangkap secara brutal oleh polisi Israel saat meliput demonstrasi di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur yang diduduki.
Polisi Israel menyerang koresponden Yerusalem jaringan media yang berbasis di Doha itu saat menangkapnya pada hari Sabtu dan menghancurkan peralatan milik juru kamera Al Jazeera Nabil Mazzawi. Penangkapan Budeiri menuai kecaman tajam dari para pendukung kebebasan pers dan pengawas media.
BACA JUGA:
- Jurnalisnya Ditangkap secara Brutal, Al-Jazeera Kecam Pelanggaran Israel
- Rudal Israel Hancurkan Kantor Media Internasional di Gaza
Our colleague Givara Budeiri with her two daughters after Israeli forces released her.
She’s not just a stellar brave journalist, but a mother too. A very emotional video. pic.twitter.com/db8bedbq7s— Biesan Abu-Kwaik بيسان أبو كويك (@BiesanAK) June 5, 2021
“Mereka datang dari mana-mana, saya tidak tahu mengapa, mereka menendang saya ke dinding,” kata Budeiri kepada Aljazeera, beberapa saat setelah pembebasannya pada Sabtu malam tadi (05/06).
Al Jazeera journalist, Givara Budeiri, is seen after her release from a police station in East Jerusalem, on June 6, 2021. – Budeiri was arrested earlier today by Israel forces during a protest in the East Jerusalem neighborhood of Sheikh Jarrah. (Photo by AHMAD GHARABLI / AFP) pic.twitter.com/Fd5q9m8JCg
— ahmad gharabli احمد غرابلي (@gharabli_ahmad) June 5, 2021
“Mereka menendang saya di dalam mobil dengan cara yang sangat buruk… mereka menendang saya dari mana-mana,” katanya.
Budeiri tengah melaporkan aksi duduk yang menandai peringatan 54 tahun al-Naksa, yang berarti “kemunduran”, sebuah istilah yang digunakan orang Palestina untuk menggambarkan pendudukan Israel atas Yerusalem Timur, Tepi Barat, dan Jalur Gaza pada tahun 1967, saat penangkapan itu.
Sheikh Jarrah juga menjadi tempat demonstrasi selama berminggu-minggu untuk mendukung keluarga Palestina yang menghadapi pengusiran oleh Israel.
BACA JUGA:
- Laporan Media Inggris ‘Bias’ Soal Palestina dan Gaza
- GILA! Saudi-UEA Sadap Telepon Puluhan Jurnalis Al-Jazeera dengan Spyware Israel
Budeiri telah bekerja sebagai jurnalis untuk Al Jazeera sejak tahun 2000. Ia mengenakan jaket antipeluru bertanda “pers” ketika ditangkap padahal ia memegang kartu Kantor Pers Pemerintah Israel (GPO).
Ia mengatakan bahwa dirinya “diperlakukan sebagai penjahat” ketika dibawa ke kantor polisi dan dilarang melepas jaket antipelurunya yang berat atau menutup matanya. Dia mengatakan polisi menuduhnya menendang seorang tentara wanita, tuduhan yang dengan keras dia bantah.
Budeiri mengatakan dia dibebaskan dengan syarat dia tidak pergi ke Sheikh Jarrah selama 15 hari.
Dr Mostefa Souag, penjabat direktur jenderal Jaringan Media Al Jazeera, mengutuk keras penangkapan itu.
“Penargetan sistematis terhadap jurnalis kami merupakan pelanggaran total terhadap semua konvensi internasional. Tindakan kekerasan hari ini oleh pasukan pendudukan Israel terhadap Givara Budeiri dan Nabil Mazzawi sama sekali mengabaikan hak asasi manusia jurnalis,” katanya dalam sebuah pernyataan. (ARN)
IKUTI TELEGRAM ARRAHMAHNEWS