Israel, ARRAHMAHNEWS.COM – Media Lebanon melaporkan pada Sabtu (29/08) bahwa militer pendudukan ‘Israel’ di sepanjang perbatasan wilayah pendudukan Palestina dengan Lebanon telah melakukan strategi terkonyol yang kini menjadi bahan ejekan, dengan memasang robot/boneka di perbatasan dengan maksud agar tentara Hizbullah salah sasaran dengan menargetkan robot itu dan bukan militer Israel.
Menurut Alahed news, tampaknya mimpi buruk yang mengintai keberadaan ‘Israel’ mulai berputar menjadi pertunjukan yang berseri. Dampak dari ancaman pembalasan Hizbullah atas pembunuhan salah satu pejuangnya di Suriah oleh Israel, semakin kesini semakin berubah menjadi Hizbullahphobia.
BACA JUGA:
- Takut Serangan Balasan Hizbullah, Tentara Israel Gunakan Boneka di Perbatasan
- Sekjen Hizbullah: Medan Perang Terbesar Saat Ini adalah Media
التقرير الكامل حول قيام العدو بتقديم هدف وهمي عند بوابة السياج التقني شرق #ميس_الجبل #قناة_المنار pic.twitter.com/53odqT8X4Z
— علي شعيب 🇱🇧 (@alishoeib1970) August 29, 2020
Setelah skandal tahun lalu dimana mereka menggunakan boneka di dalam kendaraan militer ‘Israel’ untuk berpura-pura bahwa tentara mereka mengawasi di sepanjang perbatasan Lebanon Selatan, kini Israel melakukan aksi lebih konyol dengan memasang robot mirip tentara dalam upaya untuk memancing tentara perlawanan Hizbullah melancarkan aksi militer. Israel ingin mencoba peruntungan jika bisa boneka itu berfungsi sebagai penangkal serangan Hizbullah yang bisa datang kapan saja.
Mengejek aksi konyol ini, media Lebanon Alahednews menuliskan, “Zionis yang malang! Mungkin ketakutan mereka sudah berubah menjadi kegilaan. Kadang-kadang mereka membayangkan hantu dan memulai perang dengan personel mereka sendiri, dan kini mereka berpikir bahwa perlawanan cukup bodoh untuk membuat salah sasaran.
BACA JUGA:
- Israel Sebut Pasukan Hizbullah Siaga di Perbatasan untuk Pembalasan
- Hassan Nasrallah: Hizbullah Siap Berkorban demi Bela Negara
Pertunjukan satir yang disajikan militer ‘Israel’ ini akan membuat penonton tertawa terbahak-bahak.
Kegilaan ‘Israel’, yang berpura-pura tidak terkalahkan ini, telah mendorongnya sejauh ini untuk melakukan tindakan yang memalukan dan tidak dapat diperbaiki. Bagaimanapun, tindakan mereka dilihat di semua tingkatan sebagai ikon kekalahan dan kegagalan. Mereka sebenarnya bahkan tidak ahli dalam melksanakan rencana yang sudah dirancangnya, atau pada kasus terbaik, yang diinginkannya.
Pertanyaannya sekarang adalah apa yang akan terjadi selanjutnya? Akankah bakat Zionis meningkat atau mereka-kemungkinan besar akan kalah di pertunjukan terakhir? (ARN)