Palestina, ARRAHMAHNEWS.COM – Ketua UNRWA Philippe Lazzarini pada hari Minggu menerbitkan sebuah tweet yang mengungkapkan kemarahan karena keputusan Israel baru-baru ini, untuk memblokir masuknya konvoi makanan ke Gaza utara.
“Ini keterlaluan dan disengaja untuk menghalangi bantuan penyelamatan nyawa selama bencana kelaparan yang disebabkan oleh manusia. Pembatasan ini harus dicabut,” kata Lazzarini di platform media sosial X.
Kelaparan adalah salah satu dari banyak strategi yang digunakan rezim Israel untuk melancarkan kampanye genosidanya di Jalur Gaza. Laporan terbaru menunjukkan bahwa sejauh ini beberapa orang telah meninggal karena kelaparan.
📍# Gaza: as of today, @UNRWA, the main lifeline for #Palestine Refugees, is denied from providing lifesaving assistance to northern Gaza.
Despite the tragedy unfolding under our watch, the Israeli Authorities informed the UN that they will no longer approve any @UNRWA food… pic.twitter.com/lfp9xRQuh1
— Philippe Lazzarini (@UNLazzarini) March 24, 2024
Hal ini diperparah dengan beberapa pembantaian yang terjadi di bundaran Kuwait ketika orang-orang berkumpul untuk berusaha mendapatkan pasokan makanan dari truk bantuan.
BACA JUGA:
- Guterres di Rafah: Tak Ada yang Bisa Benarkan Hukuman Kolektif di Gaza
- Berlanjutnya Pembantaian Tepung, 30 Warga Gaza Tewas Dibom Israel
Karena beberapa gambar yang beredar di media sosial menunjukkan sekantong tepung berlumuran darah, pembantaian ini mendapat label “pembantaian tepung”.
Pembantaian terbaru terjadi sehari lalu dan merenggut nyawa 19 orang serta melukai 23 lainnya.
Saat berkunjung ke penyeberangan Rafah kemarin, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan: “Saya melihat antrean panjang truk bantuan dihadang Israel, antrean panjang kelaparan dan kelaparan”
Pada tanggal 6 Maret, Afrika Selatan kembali ke Mahkamah Internasional (ICJ) untuk meminta tindakan sementara lebih lanjut terhadap Israel, yang bertujuan untuk mengatasi kelaparan yang meluas di kalangan warga Palestina di Jalur Gaza yang diblokade.
Pretoria menyatakan bahwa mereka “terpaksa kembali ke Pengadilan mengingat fakta-fakta baru dan perubahan situasi di Gaza, khususnya situasi kelaparan yang meluas.”
Permintaan ke ICJ masih tertunda.
Perkiraan terbaru dari Kementerian Kesehatan di Gaza menunjukkan bahwa pada hari ke-170 genosida, jumlah korban tewas meningkat menjadi 32.226 orang, sementara jumlah korban luka meningkat menjadi 74.518 orang.
Patut dicatat bahwa banyak korban masih terjebak di bawah reruntuhan, diperkirakan tewas, karena “Israel” mencegah kru ambulans dan pertahanan sipil menjangkau mereka. (ARN)
Sumber: Al-Mayadeen
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS