Arrahmahnews.com, Jakarta – Jawaban menohok Nadirsyah Hosen kepada kelompok HTI ”Riwayat Khilafah ‘ala Minhajin Nubuwwah Tidak Dibahas dalam Kitab Utama Bidang Aqidah, Tafsir, Hadits, Tarikh & Fiqh”. Hizbut Tahrir masih saja koar-koar soal akan datangnya kembali khilafah ‘ala Minhajin Nubuwwah berdasarkan riwayat yang tercantum dalam kitab Musnad Ahmad. Saya sudah pernah bahas problematika riwayat tersebut dari sudut sanad dan matan, sekarang kita lihat apakah riwayat ini dianggap penting atau setidaknya dibahas dalam al-kutub al-mu’tabarah (kitab yang dijadikan rujukan utama)?.
Baca: Nadirsyah Hosen: Istilah Khilafah Tidak Ada dalam Alquran
1. Kitab Aqidah
HTI mengklaim bahwa masalah khilafah ini termasuk ushul ad-din (pokok atau inti ajaran Islam):
والدليل على فرضية العمل لإقامة الدولة الإسلامية هو دليل قطعي في ثبوته ودلالته. ولذلك فإن منكره كافر
(dalil kewajiban melakukan penegakkan daulah islamiyah itu dalil qath’i. Siapa yang menentangnya kafir). Ini dari majalah resmi mereka https://www.al-waie.org/archives/article/2949
Padahal kita tahu tidak ada penegakkan khilafah itu dalam rukun Iman dan rukun Islam. Apakah kitab-kitab bidang Aqidah dalam ahlus sunnah wal jama’ah membahas hadits riwayat khilafah ‘ala minhajin nubuwwah?
Baca: Soal Bendera Rasulullah, Propaganda Bohong HTI dan ISIS
Mari kita cek
- Al-Fiqh al-Akbar: Imam Abu Hanifah
- Al-Jami’ li ‘Ulum: Imam Ahmad bin Hanbal
- Syarh Sunnah: Imam al-Muzani
- Matan At-Thohawiyah: at-Thahawi
- Al-Ibanah: Abul Hasan al-Asy’ari
- Risalah ila Ahl ats-Tsaghr: Abul Hasan al-Asy’ari
- At-Tauhid: al-Maturidi
- Al-I’tiqad: al-Qadiri
- Al-Iqtishad fil I’tiqad: Imam al-Ghazali
- Qawa’id al-Aqaid: Imam al-Ghazali
- Al-I’tiqad: Ibn Abi Ya’la
- Al-Milal wan Nihal: Syahrastani
- Ma’alim Ushul al-Din: Fakhruddin ar-Razi
- Ghayatul Maram fi ‘Ilmil Kalam: al-Amidi
Kesimpulan: kitab-kitab soal aqidah di atas TIDAK menyebutkan apalagi membahas riwayat Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah.
Baca: Habib Ali Jufri: Klaim Khilafah Islamiyah Tipu Umat Atas Nama Jihad Islam
2. Kitab Tafsir:
- Kitab Tafsir
- Tafsir at-Thabari
- Tafsir Muqatil
- Tafsir Qurthubi
- Tafsir as Samarqandi
- Tafsir al-Maturidi
- Tafsir al-Baghawi
- Tafsir Zamakhsyari
- Tafsir ar-Razi
- Tafsir Baidhawi
- Tafsir al-Khazin
- Tafsir al-Biqai
- Fathul Qadir Syawkani
- Tafsir al-Qasimi
- Tafsir al-Maraghi
- Tafsir Sayid Qutb
- Tafsir Sya’rawi
- Tafsir al-Munir
- Tafsir Ibn Katsir
Kesimpulan: TIDAK ADA yang membahas riwayat Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah
3. Kitab Hadits
Ada 6 kitab hadits utama (kutubus Sittah) yang dijadikan pegangan ulama:
- Shahih Bukhari
- Shahih Muslim
- Sunan Abi Dawud
- Sunan at-Tirmidzi
- Sunan Nasa’i
- Sunan Ibn Majah
Kesimpulan: riwayat hadits Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah TIDAK ADA dalam keenam kitab hadits utama di atas.
4. Kitab Tarikh
Saya cek ke kitab utama ini:
- Tarikh at-Thabari
- Tarikh al-Khulafa: Suyuthi
- Tuhfatul umara: Ibn Maskawaih
- Al-Muntazham: Ibnul Jawzi
- Al-Kamil fit tarikh: ibn al-Atsir
. Tarikh al-Manshuriy
- Tarikh al-Islam: imam Dzahabi
- Tarikh Ibn Khaldun
- Siyar A’lam an-Nubala: Imam Dzahabi
- Al-Bidayah wan Nihayah: Ibn Katsir
Kesimpulan: dari kitab di atas TIDAK ADA yang menyebutkan riwayat khilafah ‘ala minhajin nubuwwah, kecuali Ibn Katsir dalam al-Bidayah wan Nihayah jilid 6 halaman 627.
Ternyata Ibn Katsir membahasnya dalam sub bab Isyarat Kenabian akan pemerintahan Umar bin Abdul Azis. Kenapa demikian? Seperi pernah saya bahas sebelumnya, para ulama memang memahami riwayat khilafah ‘ala minhajin nubuwwah itu maksudnya Umar bin Abdul Azis, bukan untuk periode khilafah masa sekarang.
Makanya khalifah Umar bin Abdul Azis dianggap sebagai khalifah kelima dalam al-khulafa ar-rasyidun. Jadi, Ibn Katsir tidak membahas riwayat ini seperti cara HTI membahasnya. Beda jauh!
Baca: Prof Sumanto: HTI Ormas Gemblung dan Sontoloyo
5. Kitab Fiqh
Kitab fiqh dari berbagai mazhab saya telaah:
5.1 Mazhab Hanafi:
- Al-Ashl al-Ma’ruf: Syaybani
- Al-Mabsuth: as-Sarkhasiy
- An-Nukat: as-Sarkhasiy
- Badai’ as-Shanai’: al-Kasani
- Al-Hidayah: al-Marghinani
- Hasyiyah Ibn Abidin
5.2 Mazhab Maliki
- Al-Mudawwanah: Imam Malik
- Syarh Ar-Risalah: al-Qadhi Abdul Wahab
- Al-Muqadimat: Ibn Rusyd al-Jad
- Bidayatul Mujtahid: Ibn Rusyd al-hafid
- Jami’ al-Umahat: Ibn al-Hajib
- As-Syamil fi fiqh al-Imam Malik
5.3 Mazhab Syafi’i
- Al-Umm: Imam Syafi’i
- Mukhtashar al-Muzani
- Al-Hawi al-Kabir: al-Mawardi
- Al-Majmu’ syarh muhazzab: Imam Nawawi
- Raudhatut Thalibin: Imam Nawawi
- Minhajut Thalibin: imam Nawawi
- Fathul Wahab: Zakaria al-Anshori
- Fathur Rahman: Imam ar-Ramli
- Nihayatul Muhtaj: Imam ar-Ramli
5.4 Mazhab Hanbali
- Al-Jami’ li Ulum: Imam Ahmad
- Al-Irsyad: al-Hasyimiy
- Al-Hidayah ‘ala Mazhab Imam Ahmad
- Umdatul hazim
- Al-Kafi fi fiqh al-Imam Ahmad
- Al-Mughni: Ibn Qudamah
6. Kitab Fiqh Umum
- Ikhtilaful fuqaha: al-Marwazi
- Al-Fiqhul Islami wa adillatuhu: Wahbah Az-Zuhaili
- Al-Fiqh ‘ala mazahibil arba’ah
- Mausu’ah fiqh kuwait
7. Kitab Siyasah
- As-Siyasah: Ibn Sina
- Al-Ahkam as-Sulthaniyah: al-Mawardi
- Tashil Nazhar: al-Mawardi
- Siyar al-Muluk: Nizamul Muluk
- At-Tibrul Masbuk fi Nashihatil Muluk: imam al-Ghazali
- Sirajul Muluk: at-Thurthusyi
- Al-Manhaj al-Masluk fi siyasat al-muluk: Syairazi
- At-Thuruqul Hukmiyah: Ibn Qayyim
- Al-Khilafah: Syekh Rasyid Ridha
- As-Siyasah as-Syar’iyah: Abdul Wahab Khallaf
Kesimupulan: TIDAK satupun kitab fiqh di atas baik dari berbagai mazhab, kitab fiqh umum maupun khusus masalah siyasah, baik klasik maupun modern, yang mencantumkan hadits riwayat Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah apalagi membahas bahwa kelak akan datang lagi khilafah yang sesuai dengan manhaj kenabian.
KESIMPULAN:
Jadi hadits riwayat khilafah ‘ala minhajin nubuwwah tidak dianggap penting untuk dibahas dalam referensi utama yang otoritatif dalam tradisi keilmuan Islam.
Juga tidak dianggap sebagai dalil untuk penegakkan khilafah, dan tidak dianggap sebagai janji Allah dan RasulNya bahwa khilafah akan kembali datang. Tuntas sudah!.
Tolong jangan marah-marah sama saya atau malah koar-koar mau nantang debat segala yah hehhehe. Dipikirkan saja bukti di atas yang lebih terang dari cahaya, sebelum anda malu-malu mengakuinya. Gak apa-apa…sudah saya maafkan ketidaktahuan anda. (ARN)
Penulis: Nadirsyah Hosen Rais Syuriyah PCI Nahdlatul Ulama Australia-New Zealand dan Dosen Senior Monash Law School