Amerika

Marah Pesawatnya Disita AS, Venezuela : Ini Penjarahan Memalukan!

Venezuela, ARRAHMAHNEWS.COM – Pemerintah AS telah menyelesaikan penyitaan pesawat kargo Boeing 747-300 milik negara Venezuela yang telah ditahan di Argentina selama 18 bulan atas permintaan AS.

Pada hari Senin, Departemen Kehakiman AS mengumumkan bahwa mereka telah mengambil hak kepemilikan fisik pesawat Venezuela tersebut dari pihak berwenang Argentina. Pesawat tersebut dipindahkan dari Bandara Internasional Ezeiza di Buenos Aires dan tiba di Florida melalui penerbangan feri khusus TYSON23, di mana pesawat tersebut akan “dipersiapkan untuk disposisi”.

Pesawat tersebut kabarnya akan dibongkar.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Senin, Menteri Luar Negeri Venezuela Yván Gil menyebut pemindahan pesawat tersebut sebagai “pencurian terang-terangan” dan “operasi penjarahan yang memalukan” yang menambah daftar panjang aset Venezuela yang disita atau dibekukan. Diantaranya, anak perusahaan minyak CITGO senilai 10-13 miliar dolar dan sejumlah rekening bank sebagai bagian dari sanksi rezim terhadap negara Karibia tersebut.

Caracas juga menuduh pemerintah Argentina “berkolusi” dengan AS untuk melanggar peraturan penerbangan internasional dengan diduga mematikan transponder pesawat di berbagai bagian rute untuk menyembunyikan penerbangan.

“Negara Venezuela akan mengambil semua tindakan untuk memulihkan keadilan dan mengembalikan pesawat tersebut kepada pemilik sahnya,” bunyi komunike tersebut.

BACA JUGA:

Boeing 747-300 adalah pesawat berusia 36 tahun milik perusahaan Venezuela Emtrasur, anak perusahaan maskapai penerbangan negara Conviasa. Pesawat kargo tersebut dibeli pada Januari 2022 dari Mahan Air milik swasta Iran dan mengandalkan bantuan teknis dari warga negara Iran sebagai bagian dari kontrak penjualan.

Dengan kapasitas 90 ton dan 600 meter kubik, pesawat tersebut dilaporkan digunakan oleh Emtrasur untuk pengiriman kargo dari negara-negara seperti China dan India ke Venezuela, dan untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke negara-negara Karibia.

Pada tanggal 6 Juni 2022, pesawat Venezuela ini tiba di Buenos Aires dengan membawa sekitar 50 ton suku cadang mobil dari Meksiko untuk dikirim ke pabrik di Argentina. Dua hari kemudian, pesawat tersebut secara kontroversial ditolak izinnya untuk mendarat dan mengisi bahan bakar di Montevideo, Uruguay, saat berada di udara. Pesawat tersebut terpaksa kembali ke ibu kota Argentina, di mana kapal tersebut dilarang terbang oleh otoritas setempat menyusul permintaan dari Washington. Para awak kapal, yang terdiri dari 14 warga Venezuela dan lima warga Iran, juga disita paspornya.

Pada bulan Oktober 2022, Departemen Luar Negeri AS menuduh bahwa penjualan pesawat ke Venezuela oleh Mahan Air melanggar sanksi terhadap Teheran dan undang-undang kontrol ekspor. Mereka juga mengklaim bahwa salah satu warga Iran yang berada di dalam pesawat tersebut adalah anggota Korps Garda Revolusi Islam-Pasukan Quds, sebuah organisasi yang ditetapkan Washington sebagai “teroris.” Namun klaim tersebut tidak pernah terbukti.

BACA JUGA:

AS kemudian mengklaim bahwa akuisisi oleh Venezuela tersebut melanggar sanksi terhadap Conviasa Venezuela. Pada tahun 2020, AS memberikan sanksi kepada maskapai penerbangan Venezuela dan beberapa perusahaan negara lainnya sebagai bagian dari upaya untuk menggulingkan pemerintahan Maduro.

Sejak tahun 2022, beberapa penyelidikan yudisial terhadap pesawat, muatan dan awaknya tidak menemukan kejanggalan namun pesawat tersebut tetap dilarang terbang oleh Argentina sementara anggota awaknya kemudian dibebaskan. Pada 4 Januari 2024, Hakim Argentina Federico Villena memerintahkan pesawat tersebut diserahkan ke tahanan AS setelah Presiden sayap kanan yang pro-Israel pro-AS, Javier Milei, berkuasa.

Di bawah sanksi AS, Teheran dan Caracas telah memperkuat aliansi mereka dan memperluas hubungan politik dan ekonomi. Pada Juli 2022, kedua negara menandatangani perjanjian kerja sama berdurasi 20 tahun.

Pada hari Selasa, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani mengutuk “penyitaan ilegal” pesawat kargo Venezuela oleh Washington dan mengumumkan “dukungan tegas” terhadap upaya hukum dan diplomatik Venezuela untuk mendapatkan kembali kepemilikan pesawat tersebut.

“Tindakan terlarang Washington yang menyita dan memindahkan pesawat Boeing 747-300 milik perusahaan Venezuela Emtrasur adalah pembajakan dan terjadi sebagai akibat dari tindakan koersif unilateral dari negara Amerika Utara ini,” kata Kanaani kepada pers. (ARN)

Sumber: Venezuelanalysis

BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca