arrahmahnews

Surat Terbuka Wakil Ketua PCI NU AS Protes Bima Arya Karena Tak Hormati Kesyahidan Cucu Nabi

JAKARTA, Arrahmahnews.com – Menurut Wakil Ketua PCI NU Amerika Serikat Akhmad Sahal, surat yang ditandatangani oleh Walikota Bogor Bima Arya ini adalah suatu kemunduran dalam toleransi umat beragama. “Dari sudut Islam = picik, dari sudut NKRI = ngawur, dan dari sudut Paramadina = Malu-maluin.” Ujar Sahal di akun tweeternya. Berikut adalah dua surat terbuka dan gugatan untuk Walikota Bogor yang intoleran, Bima Arya: (Baca juga: HTI, ISIS, Wahabi Meretas NKRI)

Walikota bogor, Arya Bima

Pertama, Assalamu’alaikum Mas Bima yang baik. Saya ingin bercerita bagaimana awal mulanya Anda bisa muncul di rubrik tokoh HU. Kompas. Itu bermula karena persahabatan karib saya dengan Mas Imam Prihadiyoko, jurnalis senior di sana. Dengannya saya membangun komitmen untuk mengangkat tokoh-tokoh muda yang berpikir lapang, open mindset, visioner, inklusif, ramah perbedaan, cinta kebhinekaan dan keindonesiaan. (Baca juga: ‘Hari Santri’ Senjata Ampuh Negara dan Ormas Islam Toleran Perangi Kelompok Radikal)

Tiap ke Paramadina, Imam selalu bilang: “Nib ada tokoh muda yang kualified nggak?” “Ada Mas, tunggu sebentar.” Nah, Anda masih ingat saya cari Anda di rektorat. Maka, muncullah Anda di rubrik tokoh.

Dulu saya merasa senang dan bersyukur atas terpilihnya Anda sebagai Walikota Bogor. Dengan background akademis di Australia, bergaul dengan Cak Nur dan sekian lama di Paramadina. Saya optimis visi dan misi leadership Anda akan membawa kebaikan dan keberkahan bagi publik. Saya berharap akan terbangun pemerintahan yang inklusif, toleran, ramah kebhinekaan dan konstitusi negara tegak kokoh. Tapi, semuanya hanya mimpi. Ternyata jauh api dari panggang. Saya hanya mengantang asap. (Baca juga: Ideologi Khilafah Akar dari Terorisme di Dunia)

Sedih sekali saya menyaksikan 2 sikap Mas Bima. Sungguh di luar dugaan saya dan Imam. Secara khusus saya kecewa mendalam atas: 1. Pengabaian hak dan legalitas hukum gereja Yasmin. 2. Surat edaran larangan peringatan Asyura itu yang baru Anda hentakkan di ruang publik.

Ternyata, nubuwat saya dan Imam meleset. Jauh dari yang kami berdua duga saat itu. Benar-benar hasrat dan obsesi kuasa membutakan Anda akan hak-hak konstitusional warga Anda. (Baca juga: Video Khotib Jum’at New York; Baca Buku Wahabi Bisa Jadi Teroris)

Mas Bima, ayolah kembali ke komitmen kebangsaan dan prasangka baik kami berdua saat ngorbitkan Anda. Jadilah tokoh pecinta kebhinekaan dan keindonesiaan. Belum telat untuk jadi transformatif dan inspiring leader. Salam persahabatan. (Mohammad Monib).

Kedua, Saya sangat heran dan menyayangkan tentang surat edaran yang Anda terbitkan tentang pelarangan hari Asyura di Kota Bogor. Tahukah Anda Pak Arya bahwa hari Asyura itu bukan milik ummat Islam saja, tapi juga milik semua ummat agama samawi. Dahulu kaum Yahudi merayakan hari Asyura dengan berpuasa padahal Allah Swt. dan Rasul yang diutus pada mereka tidak menganjurkannya. Mereka melakukan itu semata-mata karena rasa syukur kepada Allah Swt. (Baca juga: Mesir Bersihkan Masjid dan Perpustakan dari Buku-Buku Wahabi)

Memperingati hari Asyura tak hanya dilakukan kaum Syiah. Di beberapa daerah yang merupakan Sunni juga merayakan peringatan hari Asyura seperti di Padang dengan tradisi tabuiknya, bahkan di Jawa, Aceh, Kalimantan dan di berbagai negeri penganut Sunni pun ada. Jika Anda menganggap orang yang merayakan hari Asyura sudah dipastikan adalah penganut Syiah, berarti Anda secara tidak langsung menuduh orang Minang di Sumatera Barat, Aceh, Jawa dan beberapa daerah lainnya yang notabenenya adalah Sunni bermadzhab Syafi’i adalah penganut Syiah. (Baca juga: Mantan Wasekjen PBNU: Parade Tauhid Bentuk Propaganda Soft Gerakan Radikal dirikan Negara Khilafah)

Sungguh naif dan picik sekali seorang Walikota seperti Anda tidak tahu apa itu hari Asyura dan sejarahnya. Apa Anda tidak tahu bahwa di hari Asyura tersebut Sayyidina Husain yang merupakan cucu kesayangan Nabi Muhammad Saw. terbunuh? Mengenang sejarah kembali terbunuhnya Sayyidina Husain adalah agar dijadikan pelajaran bahwa keserakahan dan haus kekuasaanlah yang menyebabkan tragedi berdarah itu terjadi.

Dan andai sekalipun penganut Syiah di Indonesia merayakan hari Asyura dengan cara mereka, apakah penganut Syiah di Indonesia melakukanya dengan menyiksa diri mereka sendiri sebagaimana yang dilakukan sebagian penganut Syiah di Timur Tengah sana? Jika tidak mengapa Anda merasa risau? Sekalipun penganut Syiah di Indonesia merayakan hari Asyura dengan cara ritual extrem adakah ritual mereka sampai mengganggu dan menyakiti orang lain? Tidak. Paling-paling mereka hanya melukai diri mereka sendiri, lalu mengapa Anda seperti takut pada mereka sehingga Anda tampak menunjukkan kelemahan Anda sendiri? (Baca juga: Tunisia Sita 25 Ton Buku-Buku Takfiri Wahabi)

Mestinya Anda bertanya kepada mereka yang memprotes perayaan hari Asyura, di hari Asyura mereka ngapain aja, adakah mereka berpuasa sunnah atau menyantuni anak yatim? Adakah mereka tahu kisah syahidnya Sayyidina Husain di hari Asyura tersebut? Anda tahu Pak Arya, di belakang Anda ada sebagian orang yang membela tindakan pelaku bom bunuh diri di hari Jum’at di salah satu masjid, sebagian mereka ini adalah pembela radikalisme yang berujung terorisme, mengapa Anda tidak merasa khawatir dan risau dengan mereka yang saat ini berdiri di belakang Anda? Dan mengapa Anda tidak merasa khawatir bilamana mereka akan menikam Anda dari belakang? (Baca juga: NU Minta Ormas yang Sebarkan Khilafah Dibubarkan)

Bukalah cakrawala kacamata dan hati Anda Pak Arya, jangan seperti katak dalam tempurung.”

Dengan kalimat lain, Kyai Sahal ingin mengajak Bima Arya agar menyadari bahwa sebagai pemimpin Muslim yg baik, seharusnya ia tidak bersikap picik. Jangan terlalu gampang menuduh. Apalagi jelas bahwa memperingati perayaan hari Asyura itu sebuah kegiatan yg positif, yang mengajak kepada keteladanan mulia, yang bicara tentang perjuangan demi keadilan, dan ia bukannya monopoli umat Islam Syiah, melainkan juga muslimin dari mazhab dan aliran lain yang mencintai keluarga Nabi saw, termasuk pengikut mazhab Ahlus Sunnah, seperti NU di Indonesia.” (ARN/MM)

Sumber; MuslimediaNews.com

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca