Amerika

Dianggap Tunduk pada Tekanan, Trump Kembali Serang Media

Selasa, 15 Agustus 2017,

ARRAHMAHNEWS.COM, WASHINGTON DC – Presiden AS Donald Trump menuding media telah menyebarkan “berita palsu”, setelah pernyataan tambahannya akhirnya menunjukkan kecaman terhadap supremasi kulit putih yang telah melakukan serangan teroris di Charlottesville, Virginia.

Presiden AS itu mendapat berbagai kecaman karena menyalahkan “banyak pihak” pada bentrokan hari Minggu, di mana seorang pengendara yang pro-supremasi kulit putih menabrak pengunjuk rasa yang sedang melaksanakan unjuk rasa damai menentang supremasi kulit putih di Charlottesville, menewaskan seorang wanita muda dan melukai hampir 20 lainnya. (Baca juga: Gedung Putih Bela Trump dari Tuduhan Rasisme)

Nyaringnya suara-suara kecaman kemudian membuat Trump memberi beberapa komentar “tambahan” untuk memperbaiki pernyataan sebelumnya yang tidak tegas, dengan menyatakan bahwa “Rasisme itu jahat” sambil menyebutkan “KKK (Ku Klux Klan), neo-Nazi, supremasi kulit putih dan kelompok pembenci lainnya.”

Lalu setelah beberapa media mulai mengangkat berita bahwa Trump menyerah terhadap tekanan, presiden kontroversial AS itu lantas melakukan aksi pembelaan klasiknya dengan memuat postingan di twitter.

“Membuat komentar tambahan tentang Charlottesville dan menyadari [sic] sekali lagi bahwa #Media Berita Palsu tidak akan pernah puas … orang-orang yang benar-benar buruk!” katanya.

Trump membuat komentar lanjutan itu setelah pengunduran diri Chief Executive Officer Merck & Co Inc, Kenneth Frazier,  dari Dewan Manufaktur Amerika Serikat yang dibentuk Presiden Donald Trump, pada Senin (14/08). (Baca juga: Rasisme Melonjak Tajam di Seluruh AS Pasca Kemenangan Trump)

Mengutip dari Reuters, Frazier, pria keturunan Afrika-Amerika itu mengundurkan diri dari salah satu penasehat Trump karena kecewa dengan sikap sang presiden, yang dianggap kurang tegas terhadap aksi long march yang dilakukan ribuan kaum nasionalis kulit putih di Universitas Virginia.

“Kekuatan negara kita berasal dari keragaman dan kontribusi yang dibuat oleh pria dan wanita dari berbagai agama, ras, orientasi seksual dan kepercayaan politik,” kata Frazier dalam sebuah pernyataan yang menghindari menyebutkan nama Trump. “Pemimpin Amerika harus menghormati nilai-nilai fundamental kita dengan secara jelas menolak ungkapan kebencian, kefanatikan dan supremasi kelompok, yang bertentangan dengan cita-cita Amerika bahwa semua orang diciptakan sama.” (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca