arrahmahnews

Upacara Bendera Ala Islam Nusantara

KEDIRI, Arrahmahnews.com – Islam Nusantara adalah Islam yang mengerti lokalitas sehingga masyarakat Islam sangat akrab dengan tradisi dan kebudayaan lokal, di Jawa ada tradisi slametan, bahkan muslim yang sudah meninggal dunia pun diurus sampai seratus hariannya dan diperingati setiap tahunnya. Islam Nusantara juga mengerti psikologis masyarakat untuk berkesenian hingga dikenal tradisi maulidan, barzanjian, diba’an, tradisi sarungan dan kopyahan juga salah satu bentuk dari Islam Nusantara. (Baca Islam Nusantara Bukan Ajaran, Faham dan Madzhab)

Upacara bendera Ala Islam Nusantara di ponpes di Kediri. ©2015 Merdeka.com

Ada kejadian menarik seputar peringatan Hari kemerdekaan di salah satu Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Mojo Kabupaten Kediri, Sedikitnya 6.000 santri pagi ini (17/8) melaksanakan upacara bendera memperingati HUT kemerdekaan RI ke-70. Menariknya dalam upacara ini seluruh santri mengenakan sarung, baju putih, berpeci putih dan bersendal ciri santri pondok pesantren salaf.

Meski bersarung, upacara ribuan santri di pesantren yang didirikan di awal-awal abad ke-19 (1925) ini, tetap dilakukan dengan khidmat dalam melaksanakan upacara bendera. Prosesi dilalui dengan penuh disiplin layaknnya upacara kenegaraan.

“Ini dikhususkan santriwan yang mengikuti upacara HUT kemerdekaan,semua bersarung mengenakan kemaja putih, berpeci dan memakai sendal,” kata Gus Fikri juru bicara Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Mojo Kediri pada seperti dilansir oleh media Merdeka.

Pembina upacara Gus Mohammad iffatul llatho’if dalam amanahnya, menekankan arti penting perjuangan yang telah dilakukan oleh para pahlawan termasuk di dalamnya peran ulama yang memegang peranan penting dalam tercapainya kemerdekaan.

“Kemerdekaan ini tidak gratis tetapi melalui perjuangan dengan taruhan jiwa dan raga. Peran ulama juga besar dalam kemerdekaan republik ini. Salah satunya peran KH Hasyim Asy’ari yang pahlawan nasional penggagas resolusi jihad pada 10 November 1945. Demikian juga peran penting KH Djazuli Ustman yang juga santri Mbah Hasyim dalam mewujudkan kemerdekaan RI. Oleh karena itu kita harus meneladani langkah-langkah beliu dengan cara belajar sungguh-sungguh dan mengamalkan ilmu yang didapat,” kata Gus Tho’if panggilan akrab Mohammad iffatul llatho’if.

Meski tidak ada sanksi bagi santri yang tidak mengikuti upacara HUT kemerdekaan, namun kesadaran mereka layak diacungi jempol. Sebab tak ada satu pun santriwan yang tersisa di kamar-kamar tempat mereka tinggal. Semua tumpah ruah di halaman pondok dengan khidmat hingga upacara selesai dan santri kembali ke kamarnya masing-masing. (ARN/MM/IslamNusantara/Merdeka)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca